PENGAMAT EKONOMI

Standarisasi Produk Itu Penting

Liputan Khusus | Minggu, 27 Desember 2015 - 09:15 WIB

Standarisasi Produk Itu Penting

Provinsi Riau memiliki segudang potensi yang besar, terutama untuk meningkatkan perekonomian. Posisi yang strategis dan kekayaan alami serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang  tanggung menjadi nilai tambah untuk bersaing. Terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), masyarakat dituntut untuk keratif. Meski begitu, tetap saja pemerintah memiliki andil yang besar untuk menciptkan ’gairah’ tersebut.

MASYARAKAT Desa Koto Masjid di Kecamatan 13 Koto Kampar diluar dikenal sebagai kampung patin. Julukan tersebut diberikan karena hampir seluruh masyarakatnya desa tersebut memilahara ikan patin. Bahkan, hasil dari produksi masyarakat secara masal tersebut sudah berhasil memasarkan prdoknya hingga ke luar negeri. Melihat hal tersebut, pengamat ekonomi Riau, Edyanus Herman Halim menyebutkan itu adalah langkah maju yang baik untuk masyarakat dan Riau sendiri.

Baca Juga :Tujuh Dibubarkan, BUMN Karya Disehatkan

’’Itu adalah hal yang sangat baik untuk masyarakat dan daerahnya. Masyarakat memiliki penghasilan yang jelas saja meningkatkan kesejateraannya, semantara daerah jelas terbantu dengan pajak dan lainnya. Jadi kondisi ini memiliki peran penting untuk sebagai pengerak ekonomi Riau,’’ jelas Edyanus.

Selain itu, Edyanus yang juga dosen di Univesritas Riau ini menyebutkan, apa yang dilakukan masyarakat di Kampar dimana kabupatennya sendiri yang berkinginan menjadi centra ikan di Riau ini harusnya menjadi motivasi daerah-daerah lainnya. Banyak daerah di Riau ini yang memiliki potensi yang sama besarnnya di Desa Koto Masjid tersebut. Namun, fenomena di lapangan menyebutkan modal menjadi kendala yang besar masyarkat untuk memulai menjadi pengusaha yang mandiri. Terkait fenomen tersebut, Edyanus tidak setuju jika modal selalu menjadi hambatan masyarakat untuk bisa mandiri.

’’Saya kira modal bukan masalah yang krusial untuk bisa menjadi seperti masyarakat di Koto Masjid. Yang menjadi masalah itu adalah pemasarannya. Nah, untuk pemasaran ini secara umum memang masyarakat masih belum memahaminya secara luas. Disana peran pemerintah maupun pihak lainnya. Buka keran sebesar-besarnya terkait pemasaran itu sendiri, setelah itu bimbing masyarakat. Dengan begitu, pemodal khususnya perbankkan sendiri jelas akan memberikan pinjaman modal,’’ terangnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook