Prewedding hingga Kemping di Lautan Kembang

Liputan Khusus | Minggu, 24 September 2023 - 10:00 WIB

Prewedding hingga Kemping di Lautan Kembang
Prewedding hingga Kemping di Lautan Kembang


Taman bunga bisa menjadi tempat alternatif untuk wisata orang kota. Tak hanya wisata keluarga, wisata edukasi, dan anak muda, prewedding hingga kemping pun dilakukan di antara lautan kembang. Di antaranya yang kembali populer adalah Taman Bunga Impian Okura.

RIAUPOS.CO - Okura pernah viral sebagai tujuan wisata warga Kota Pekanbaru sebelum Covid-19. Ribuan bunga yang mekar sekaligus menjadi daya tariknya. Sempat vakum, kini Taman Bunga Impian Okura kembali marak.


Misalnya pada Selasa (12/9) lalu, rombongan dari SMP Dharma Yudha Pekanbaru melakukan wisata edukasi ke Taman Bunga Impian Okura ini. Mereka melakukan wisata edukasi karena menganggap taman ini merupakan salah satu destinasi wisata yang bernilai edukasi di pinggiran Kota Pekanbaru. Para siswa SMP ini melihat kaum ibu PKK Okura mengolah anyaman lidi sawit menjadi piring untuk pesta.

Selama ini, lidi sawit hanya dikenal sebagai limbah, tetapi kini bisa digunakan untuk sesuatu yang produktif. Para siswa juga belajar bermain kompang karena di sini tradisi kompang turun-temurun diterapkan sejak lama pada masyarakat sekitar Tenayan. Tradisi menabuh kompang menjadi warisan budaya Melayu dari Kebatinan Tenayan yang sudah eksis sejak zaman Belanda.

Selain wisata edukasi, tentu saja mereka menikmati bunga-bunga yang sudah kembali bermekaran di Taman Bunga Impian Okura ini.

Mereka menjadikan taman bunga ini sebagai spot foto, baik sendiri ataupun bersama-sama. Tempat swafoto yang menarik.

Tak jarang yang kemudian mengunggah foto-foto dari taman bunga ini ke media sosial mereka, baik Instagram, Facebook, maupun media sosial lainnya.

Menurut pengelola Taman Bunga Impian Okura, Musnidianto, sejak tiga pekan terakhir, bunga-bunga memang mulai bermekaran kembali di taman ini.

“Dan kami berusaha agar bunga-bunga ini terus berkesinambungan mekarnya,” ujar Muslim, panggilan akrab Musnidianto.

Dia menyampaikan bahwa sebelumnya  Taman Bunga Impian Okura ini sempat vakum cukup lama. Selain ada masalah dunia yakni Covid-19, juga ada masalah internal.

Sejak saat itu, bunga-bunga matahari yang jadi ikon tempat ini tak lagi bermekaran. Bunga-bunga lainnya pun demikian. Riau Pos sempat melihat taman ini kosong melompong dari bunga, beberapa bulan lalu. Padahal, objek wisata di pinggiran Kota Pekanbaru ini sudah dikenal sebagai taman bunga.

Taman bunga ini sempat hanya tinggal nama. Plang nama taman bunga masih dibiarkan bertahan bilangan tahun kendati tanpa sekuntum bunga pun. Taman bunga ini memang kosong melompong kala itu. Tak ada sekuntum bunga pun yang mekar. Bahkan ditanam pun baru saja pada Juni 2023 lalu. Makanya pengunjung tidak kunjung datang, apalagi banyak seperti dulu.

Tahun 2018-2019 merupakan puncak tenar kawasan ini. Wisatawan datang dari dalam dan luar negeri. Popularitas taman bunga ini mengundang wisatawan dari Thailand, Malaysia, Belanda, Swedia, Inggris, Prancis, dan beberapa negara lainnya.

Sebelum Covid-19, terdapat lima objek wisata di Okura. Yakni Wisata Dakwah Okura, Kampung Wisata Okura (wisata kampung tua), Bedeo Kayangan (pengobatan alternatif masyarakat Okura), Wisata Mangrove Okura, dan Taman Impian Bunga Okura. Dari kelima objek ini, tiga di antaranya tidak jalan lagi. Satu, yakni Wisata Dakwah Okura yang merupakan wisata berkuda, pindah ke Limbungan. Sedangkan Taman Impian Bunga Okura sedang kembali bangkit.

Taman Bunga Impian Okura dikelola kelompok sadar wisata (pokdarwis). Kadang  mereka bisa sadar wisata, kadang tidak. Makanya mengelolanya menjadi relatif sulit. Bunga pun tak ditanam ulang, apalagi bisa mekar. Kondisi ini sempat terbiar lama.

Kendati demikian,  tetap ada pengunjung walaupun jumlahnya tak signifikan. Biasanya di akhir pekan. Pengelola pun sempat pelan-pelan mengalihkan objek wisata ini dari taman bunga menjadi bumi perkemahan hingga rest area.

“Sekarang kami benahi lagi dan kami usahakan tetap ada bunga. Jadi masyarakat yang ingin berkunjung bisa melihat bunga sesuai tujuannya ke mari,” ujar Muslim.

Prewedding, Kemping, hingga Spot Memancing

Kini bunga-bunga itu bermekaran kembali. Dengan bunga-bunga yang kini  secara rutin bermekaran, maka spot foto yang digunakan tidak hanya untuk pribadi-pribadi semata, melainkan lebih dari itu. Salah satunya adalah untuk kepentingan prewedding.

“Bulan ini sudah ada satu pasangan yang melakukan foto prewedding di sini. Kalau sekadar bertanya sudah banyak, lebih dari sepuluh,” ujar Muslim.

Jika merujuk pada Taman Bunga Impian Okura sebelumnya, maka yang melakukan foto prewedding di lokasi taman ini sudah mencapai sekitar 40 pasangan. Kebanyakan mereka datang  dengan event organizer (EO) pernikahan, tentu lengkap dengan tim pengarah, fotografer,  dan perlengkapan fotografinya yang seabrek. Mereka yang merancang konsep dan mengambil spot foto sesuai dengan yang mereka inginkan.

Selain melibatkan event organizer, ada juga yang melakukan foto prewedding dengan konsep pribadi-pribadi. Tapi jumlahnya tidak begitu banyak. Hampir semua spot bunga yang sedang mekar di taman bunga ini mereka jadikan sebagai spot foto dan latar belakang mereka melakukan prewedding.

Di taman bunga ini, ada bunga matahari yang menjadi ikon utamanya. Selain itu ada juga celosia pagoda, bunga kancing, kenikir, bunga laba-laba, dan pacar air.

Latar belakang bunga dianggap bisa menciptakan nuansa tersendiri. Bunga yang seragam warnanya menjadi latar belakang menarik dalam nuansa indah fotografi. Kostum bisa dipadupadankan sesuai dengan warna bunga. Kebun bunga matahari atau kelikir misalnya, yang berwarna kuning keemasan bisa disesuaikan dengan warna pakaian untuk pasangan prewedding.

“Tak hanya prewedding, ada juga ibu hamil yang sengaja mengambil foto di taman bunga ini,” ujar Muslim.

Selain spot menarik untuk prewedding, taman bunga ini juga menjadi salah satu tempat paling menarik untuk kemping. Ada camping ground di bagian barat lokasi taman ini.

Pernah juga area seluas 3,5 hektare ini dijadikan sarana kemping bagi 200 orang sekaligus dalam sebuah acara. Areanya cukup untuk itu. Peserta kemping dipungut Rp15 ribu per orang jika di bawah 15 orang. Jika di atas 15 orang, hanya Rp10 ribu per orang.

Beberapa kelompok penghobi kemping kerap menjadikan Taman Bunga Impian Okura menjadi area kemping mereka. Ada Dadakan Adventure, Shelter Adventure hingga My Trip My Adventure Chapter Riau yang menggunakan area ini untuk kemping. Mereka yang kemping ke tempat ini harus membawa peralatan kemping sendiri.

“Kami tidak menyiapkan peralatan kemping. Hanya menyediakan prasarana dan tempat saja,” ujarnya.

Para penghobi kemping sebenarnya tak perlu repot mencari peralatan kemping sendiri. Komunitas kemping di Pekanbaru siap menyediakan sarana. Bahkan jika tidak bergabung dengan komunitas itu sekalipun. Misalnya ada Shelter Adventure yang bekerja sama dengan pengelola Okura.

“Jadi jika ada yang ingin kemping menggunakan peralatan dari Shelter Adventure, untuk di sekitar Kota Pekanbaru, mereka mengarahkan ke Okura,” ujarnya.

Untuk memudahkan pengguna, fasilitas kemping telah tersedia. Selain area yang luas plus taman bunga, ada juga beberapa fasilitas pendukung yakni 15 unit gazebo, musholla, lahan parkir luas, dermaga pancing, area khusus spot foto, warung, listrik, dan toilet. Hanya saja toilet diakuinya belum memadai jumlahnya untuk peserta kemping yang banyak. Semua fasilitas ini disediakan dan dibangun PLN Nusantara Power Unit Pembangkit Tenayan. Pengelola taman bunga ini bahkan diajak studi banding ke Batu, Malang untuk mempelajari konsep pariwisata taman bunga di sana yang sudah maju.

Selain untuk prewedding dan kemping, banyak juga yang datang untuk sekadar memancing. Pengelola juga menyiapkan spot khusus untuk memancing di Sungai Siak. Selain itu, pengunjung pribadi yang menyukai bunga juga kerap menjadikan kawasan ini sebagai objek wisatanya.

Taman bunga ini memang menjadi tempat swafoto yang menarik, terutama bagi milenial. Saat pernah viral, dalam sehari, tempat ini pernah dipenuhi 2 ribu orang.

Taman Berkelanjutan

Jika sebelumnya taman bunga ini tidak memiliki konsep berkelanjutan, maka mulai tiga bulan, lalu Muslim sudah memikirkan konsep berkelanjutan. Makanya terdapat beberapa spot bunga yang selalu diperbarui. Setiap spot bunga yang sudah mati dan ditebas, maka di tempat itu segera ditanam bunga baru. Sementara pada bidang lainnya sudah disiapkan bunga lainnya. Ada yang sudah berumur satu bulan hingga dua bulan yang sedang atau akan berbunga.

Rata-rata bunga-bunga ini memiliki umur tiga bulan. Tetapi masa mekarnya kadang-kadang hanya satu bulan saja. Maka  pengelola kemudian membuat masing-masing bidang bunga ini bisa bertahan selama 3 bulan itu, lalu kemudian digantikan dengan bunga yang baru.

“Jadi setiap saat ada bunga sehingga bisa selalu dinikmati pengunjung setiap kali kunjungan. Itu harapan kami,” ujar Muslim.***

Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook