Trail Running, Wahana Refreshing bagi Pelari Alam

Liputan Khusus | Minggu, 23 Juli 2023 - 09:52 WIB

Trail Running, Wahana Refreshing bagi Pelari Alam
Trail Running, Wahana Refreshing bagi Pelari Alam (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Lari di alam terbuka mulai jadi tren baru. Lari ini bukan melintasi aspal, akan tetapi jalan tanah, melintasi sawah, air, gunung, perkebunan dan lainnya.

Tren ini disebut trail running. Trail running menggabungkan running dan hiking, karena para pelakunya berlari di daerah pegunungan, dengan turunan dan tanjakan yang ekstrem, dengan kondisi trek yang bervariasi antara tanah, kerikil, batu, padang rumput, lumpur, dan lainnya.


Namun, yang ditawarkan dalam olahraga trail running ialah dapat menikmati keindahan alam dengan udara segar, di kebun-kebun, sawah-sawah, pegunungan yang memiliki pemandangan bagus. Pelarinya menyebutkan olahraga ini sebagai wahana refreshing, karena bukan persoalan waktu, akan tetapi kedamaian dalam suguhan alam terkembang.

Imam Al Akbar dari Komunitas Wedhus Gunung, kepada Riau Pos menegaskan bahwa yang paling hebat dalam olahraga trail running ini adalah refreshing, karena santai, tidak perlu lari cepat.

‘’Jika dalam rute lari ketemu air, bisa main air dahulu. Lalu jika lintasan larinya itu sawah atau ladang masyarakat, ini jalan santai seperti hiking, dan itu semua dinikmati betul,’’ kata Imam, Sabtu (22/7).

Dikatakan Imam, untuk di Pekanbaru saat ini olahraga trail running sudah mulai menjadi tren bagi semua kalangan, dan mulai berkembang pada 2015.

‘’Tapi saya sejak 2012 sudah mulai solo running, memulainya dengan naik gunung dengan berlari di Sumbar bersama tim. Saat itu memang komunitas pelari belum sebanyak sekarang,’’ ujarnya.

Beda dengan pendaki gunung dengan trail running ialah dari persediaan bawaan yang dibawa.

‘’Kita bawa peralatan juga, akan tetapi lebih minimalis dan praktis,’’ jelasnya.

Diungkapkan Imam, bahwa sesungguhnya, trail running itu perubahan nama dari olahraga lari lintas alam. Karena dulu lebih dikenal dengan lari lintas alam. Ada yang lari-lari di kebun, ada kebun sawit, bukit-bukit, atau di gunung-gunung.

“Artinya yang lari di atas tanah itu dulu pelari lintas alam, dan kini menjadi trail running,’’ kata Imam.

Dia menegaskan, trail running itu adalah olahraga lari selain aspal. Dirinya pernah mengikuti salah satu perlombaan Asia Trail Master Bromo Tengger Semeru Ultra 100 2015 lalu. Saat itu banyak kategori.

‘’Dan saya saat itu ikut yang kategori 70 kilo. Ini trail yang paling jauh saya ikuti. Namun kalau road (aspal) saya pernah ikut 178 kilo paling jauh, Bandung-Jakarta, dari Gedung sate ke Monas 2013 lalu,’’ ungkapnya.

Yang jelas, sudah banyak pengalaman larinya. Tidak hanya di aspal, akan tetapi semua medan dilalui. Untuk itu, dikatakan Imam, soal trail running ini, sebenarnya ini bagian dari olahraga lari. Manfaatnya membentuk kekuatan otot kaki. Dilatih dengan skill lari, yang bagi pemula dimulai dari lari jalanan untuk melatih ketahanan fisik.

‘’Karena kalau langsung ke medan trail sesungguhnya lebih berat. Jalan raya (aspal) itu kan lurus saja. Tidak ada batu-batuan, dan pastinya aman. Sementara di trail run, ini medannya tidak rata, maka otot kaki harus terbentuk dahulu menghadapi medan yang punya elevasi naik dan turun,’’ jelasnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook