PENDIDIKAN

Menunggu Denyut Kehidupan Kampus

Liputan Khusus | Senin, 08 Maret 2021 - 09:15 WIB

Menunggu Denyut Kehidupan Kampus

Sudah setahun kampus-kampus tak lagi didatangi rutin mahasiswa dan dosen. Pandemi Coronavirus-19 (Covid-19) telah menjadikan kampus ditinggalkan insan akademis. Nyaris tak ada aktivitas. Kampus-kampus yang luas itu pun mulai jadi "belantara" gedung tak berpenghuni. Denyut kehidupan terus melambat, bahkan nyaris mati. Mulai mencekam dan "angker". Sampai kapan?

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)


KELAS-kelas berdebu. Kaca jendela, kursi dan meja berselimut debu tebal beberapa mili. Sejumlah sarang laba-laba mulai menjadi penghias ruang-ruang kosong. Derit jendela tertiup angin pun berubah jadi suara aneh mencekam. Rerumputan di beberapa area halaman kelas tampak mulai meninggi, tak lagi dirapikan.

Gambaran kampus Universitas Riau pada Rabu (10/2) lalu itu terjadi akibat dalam setahun ini tak ada lagi aktivitas perkuliahan rutin. Pandemi Covid-19 penyebabnya. Petugas tidak membersihkan semua ruangan dan halaman lagi secara rutin.

Hanya sebagian kawasan yang dibersihkan oleh petugas kebersihan kampus. Misalnya kawasan rektorat, ruang terbuka kampus, juga area belajar di sekitaran gedung perpustakaan. Di area ini, masih tampak sejumlah mahasiswa memanfaatkan fasilitas internet gratis untuk belajar.

Pemandangan yang nyaris sama juga terjadi di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Riau yang sama-sama berada di sekitar Panam. Kampus-kampus besar lainnya pun demikian. Kelas-kelas dibiarkan tutup berlama-lama. Ruangan parkir kosong melompong. Rumput meninggi. Kawasan di sekitarnya pun makin menyemak.

Dampak pandemi terjadi pada semua kampus di Riau. Hanya saja kampus-kampus yang memiliki ruangan sedikit atau di tengah perkotaan tidak sedemikian "angker". Universitas Muhammadiyah Riau misalnya. Kampus utama di sebelah Sentra Komersial Arengka (SKA) ini masih "berdenyut". Kendati sepi dari mahasiswa, tapi masih ada denyut kehidupan akibat ada fasilitas kesehatan di sampingnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Dr Mubarak mengatakan, dampak pandemi Covid-19 tersebut juga terjadi di lingkungan Umri. Sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, pihaknya masih menerapkan sistem perkuliahan secara daring (dalam jaringan)/online.

"Sejak ada instruksi dari pemerintah bahwa perkuliahan di masa pandemi harus tetap dilakukan, namun secara online, hingga saat ini kami masih menerapkannya," kata Mubarak, beberapa waktu lalu.

Untuk mendukung proses perkuliahan secara online tetap berjalan efektif dan tidak mengurangi mutu, pihaknya saat ini terus mengembangkan sistem information technology (IT). Baik untuk menunjang perkuliahan, administrasi maupun pengawasan. Semuanya dilakukan secara online. Total selama pandemi ini, ada 25 sistem yang dikembangkan Umri. Masa pandemi justru menuntut pihak kampus lebih kreatif dalam mengembangkan sistem IT.

Pada semester baru yang akan dilaksanakan pada Maret ini, pihaknya akan mulai menerapkan perkuliahan tatap muka secara terbatas, tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Mahasiswa yang kuliah tatap muka juga dibatasi hanya 40 persen. Sedangkan 60 persen tetap secara daring.

Bahkan untuk praktikum pun lakukan secara daring. Namun yang sifatnya urgen bisa tetap menggunakan fasilitas laboratorium dengan syarat dan ketentuan yang berlaku semasa Covid-19.

"Kami membatasi jumlah mahasiswa yang menggunakan fasilitas publik tersebut," kata dia.

Untuk mendukung kegiatan kemahasiswaan, Umri memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam bentuk sistem aplikasi. Ada beberapa aplikasi yang mendukung mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan dan proses akademik secara online.

Pada saat pandemi Covid-19 ini, penggunaan aplikasi kemahasiswaan ini sangat bermanfaat dan efektif. Dengan adanya aplikasi tersebut, mahasiswa tidak perlu lagi bersusah payah dan khawatir untuk datang ke kampus.

Wisuda Bergantian
Tak hanya dalam segi perkuliahan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada sistem wisuda setiap tahun. Wisuda biasanya digelar secara meriah sebagai tanda penghargaan bagi para mahasiswa yang berhasil menyelesaikan pendidikannya. Ramai dan penuh sesak. Tapi selama masa pandemi, pelaksanaan wisuda dilakukan secara bertahap untuk mencegah penularan Covid-19. Juga tetap menerapkan protokol kesehatan.

Wakil Rektor I Umri Sri Fitria Retnawaty SSi MT mengatakan, seba­nyak 726 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) diwisuda secara bergantian dalam kurun waktu 10 hari yakni mulai Sabtu (5/12/2020) sampai Senin (14/12/2020) lalu.

Prosesi wisuda bagi para wisudawan dibuat dalam beberapa sesi. Ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan peserta acara. Setiap sesi diikuti oleh 30 wisudawan dan wisudawati beserta kedua orang tuanya. Seluruh tamu undangan juga harus menerapkan serangkaian protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker, face shield dan sarung tangan (bagi wisudawan), hingga mencuci tangan dengan sabun di tempat yang sudah disediakan. Tak lupa pula melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki ruang acara.

Setelah prosesi wisuda yang dilakukan di kampus Umri Jalan Tuanku Tambusai tersebut, seluruh ruangan disterilisasi. Pihaknya juga menempatkan sterilisasi ringan berupa hand sanitizer dan tanda jaga jarak (physical distancing) di tempat-tempat yang dilalui oleh tamu undangan. 726 wisudawan  tersebut berasal dari 14 program studi dan tujuh fakultas yang ada di Umri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 88 wisudawan/ti dinyatakan lulus dengan pujian (cumlaude).

Rektor Umri, Dr Mubarak MSi mengatakan, jumlah wisudawan Umri periode 2020 meningkat dari tahun sebelumnya. Pihaknya juga mengapresiasi para wisudawan yang lulus pada periode ini. Sebuah kerja keras yang harus disyukuri karena dapat menyelesaikan studi di tengah kondisi pandemi.

"Selama masa pandemi, kami akan terus memberlakukan sistem wisuda cara ini dan berharap agar tidak menimbulkan klaster baru," katanya.

Tetap Target Tinggi
Kendati di masa pandemi, Umri tetap menargetkan jumlah mahasiswa baru ke depan tetap tinggi. Bahkan guna menarik minat lulusan SMA untuk tetap kuliah, Umri telah menyiapkan layanan melalui aplikasi di sistem kuliah online (sikuli). Ada juga sistem pelayanan akademik terpadu (sipatu), dan sistem akademik mahasiswa (siam).

Untuk promosi keberadaan dan fasilitas yang ada di Umri, pihaknya menyerahkan semua itu kepada kader Umri di setiap daerah. Karena mereka yang lebih tahu zona yang sesuai dengan jurusan yang ada di Umri.

"Jadi para siswa yang lulus bisa mengaskes layanan informasi untuk mengetahui terkait biaya kuliah maupun informasi jurusan yang ada," ucap Kepala UPT Promosi Umri Noni Pebriani St.

Umri sendiri memiliki 8 fakultas dan 26 program studi. Universitas ini juga didukung dengan laboratorium dan peralatan untuk proses belajar mengajar. Pada tahun 2021 ini Umri menargetkan sebanyak 2.500 mahasiswa baru.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook