LIPUTAN KHUSUS

Curahan Hati Penjual Meja Oshin

Liputan Khusus | Senin, 03 Mei 2021 - 09:42 WIB

Curahan Hati Penjual Meja Oshin
Buyung, penjual meja oshin di Jalan HR Soebrantas Pekanbaru memperlihatkan meja oshinnya. (ELVY CHANDRA /RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dampak pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap berbagai usaha, sehingga omzet usaha turun sangat drastis dibanding sebelum adanya corona. Usaha meja "oshin"salah satunya.

BUYUNG (35), penjual meja oshin di Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru mengalami hal ini. Menurut dia, akibat corona ini penjualan meja oshin pada masa pandemi Covid-19 hanya bisa laku 10 unit per bulan atau di bawah lima. Padahal sebelum Covid-19, meja oshin miliknya bisa terjual di atas 20 unit. Dengan bulan Ramadan ini diharapkan penjualan meja oshin bisa meningkat.


"Ya, akibat pandemi Covid ini penjualan meja oshin mengalami penurunan yang sangat besar. Tapi, kami tetap harus berjualan untuk menambah pendapatan keluarga,"kata Buyung.

Disebutkan Buyung, kendati mengalami penurunan omzet, dirinya masih memiliki usaha lainnya, yakni menjual barang harian sembako. Soalnya, kalau hanya mengandalkan satu usaha saja sangat berat untuk memenuhi keperluan keluarga. Apalagi dirinya memiliki seorang istri dan tiga anak.

"Untung saja saya mempunyai usaha lainnya. Kalau tidak, pusing juga saya memikirkannya,"kata Buyung.

Buyung berjualan meja oshin sejak 2002. Saat kedatangannya dari Sumatera Barat, dia pun telah merintis usaha ini.

"Alhamdulillah dalam perjalanannya mengalami omzet yang besar dan bisa untuk menabung. Tapi, dengan keadaan sekarang ditambah dengan menggaji dua pekerja tentu saja sangat berat.

Disinggung soal bantuan, Buyung mengakui memang pernah menerima UMKM dari pemerintah tahun lalu sebesar Rp2,4 juta. Namun, untuk tahun ini belum tahu. Sementara bantuan dari Pemko Pekanbaru setakad ini belum ada. 

"Apakah kami dapat lagi tahun ini apa tidak, saya tidak tahu. Ya, kalau ada tentu kami ucapkan alhamdulillah,"ujarnya.

Selain itu, Buyung pun menjelaskan, meja oshin yang dijualnya tersebut dengan harga yang beragam. Mulai dari harga Rp80 ribu hingga Rp200 ribu. 

"Jadi kami mengharapkan kepada pemerintah untuk peduli kepada UMKM, karena kami masih memerlukan dana yang banyak untuk mengembangkan usaha kami,"ujarnya.

Hal sama juga dialami Neni, penjual nanas. Menurutnya, pendapatannya sangat menurun pada saat pandemi sekarang ini dibandingkan sebelum pandemi. 

"Dulu saya bisa menyisihkan uang untuk menabung. Maklum saya punya anak yang masih kuliah. Jadi saya harus pandai-pandai menggunakan uang,"ujarnya.

Tapi, diakuinya untuk Ramadan tahun ini tentu sangat berat. Hal ini karena pandemi Covid-19 belum mereda. Sehingga pihaknya harus bisa memanajemen uang pengeluaran.***

Laporan : ELVY CHANDRA (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook