TOLAK "TAMU TAK DIUNDANG" KEMBALI LAGI

Pakai Obat Ampuh Canal Blocking

Lingkungan | Minggu, 01 November 2015 - 12:51 WIB

Pakai Obat Ampuh Canal Blocking

Dimulai dari Sekarang   

Kondisi cuaca yang fluktuatif menjadi ancaman tersendiri bagi daerah yang rawan peningkatan kasus karhutla. Untuk itu, beberapa strategi antisipasi harus dilakukan sejak dini dalam upaya penyelamatan lingkungan dan ekositem.

Baca Juga :Perbaikan Jalan Lintas Provinsi Siak yang Amblas Mulai Dilakukan

"Jadi untuk antisipasi agar tahun 2016 kita tidak terserang kabut asap lagi. Mulai dari sekarang sudah mulai dibangun canal blocking dan embung tersebut. Kita sudah harus berpikir untuk ke depan. Apalagi saya lihat informasi sudah mencapai Rp500 miliar untuk penanganan. Padahal jika diantisipasi sejak awal, alokasi dana tersebut dapat diperuntukkan bagi hal-hal yang lainnya," ulasnya. 

Hanya saja dalam implementasinya, tidak bisa saja dibebankan kepada pemerintah. Dalam hal ini, pihak swasta sejatinya memiliki tanggung jawab dalam membangun canal blocking di areal konsesinya. Hal tersebut sebagai wujud tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan agar tidak tergerus oleh ancaman karhutla.

"Kalau ini kita serahkan ke pemerintah saja, mungkin kurang pas juga. Sebagian besar ke swasta, karena harusnya ada hukum hak dan kewajiban. Ketika swasta atau perusahaan diberikan kewenangan untuk mengelola, silahkan ambil manfaat di sana. Namun ada kewajiban lingkungan. Harus dijaga itu kawasan jangan terbakar salah satunya dengan membangun canal blocking dan embung itu," papar pria yang dikenal ramah itu.

Dengan sinergitas dan kerja sama seluruh pihak terkait, ia optimis, kekhawatiran akan ancaman kabut asap di tahun 2016 dapat diminimalisir. Sehingga dampak ke berbagai sektor seperti yang dirasakan beberapa bulan terakhir di Riau tidak terulang lagi.

Pembangunan Canal Blocking Disosialisasikan

Meskipun sudah didengungkan sejak tahun 2014 lalu, pembangunan canal blocking di Riau belum berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat proaktif dalam merealisasikan wacana 1000 canal blocking di titik-titik rawan karhutla di Riau.

Dalam hal ini, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau mengaku terus berupaya mensosialisasikan upaya pengembangan sekat kanal tersebut. Momen memasuki musim hujan dinilai tepat untuk mempersiapkan sekat kanal sebagai antisipasi lahan gambut agar tidak kekeringan dan mudah terbakar.

Kepala BLH Riau Yulwiriati Moesa mengatakan  pengembangan canal blocking tersebut memang akan dimaksimalkan. Hanya saja, ia mengaku tidak mengetahui secara terperinci luasan areal pengembangan sekat kanal yang akan dibangun di tahun 2016 mendatang.

 "Jadi canal blocking ini penting untuk mengantisipasi karhutla. Kalau ada yang tidak mau dibuatkan canal blocking nanti yang rugi kita semua. Nanti kalau musim kering terjadi kebakaran terus meluas yang rugi kita semua. Sekat kanal inikan fungsinya untuk menjaga volume air dan banyak lagi manfaat lainnya," ungkap Yul.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menargetkan, 1.000 canal blocking akan dibangun di sejumlah daerah di Provinsi Riau. Sekat kanal ini untuk menahan air di kawasan gambut agar tidak mudah terbakar.

Dalam implementasinya, telah disiapkan anggaran mencapai Rp15 miliar untuk pembuatan 1000 canal blocking tersebut. Untuk di Riau daerah yang menjadi perhatian untuk pengembangan canal blocking tersebar di beberapa daerah, seperti Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis, Siak dan beberapa daerah  lainnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook