(RIAUPOS.CO) - TIDAK ingin menyia-nyiakan waktu hamil, perempuan 33 tahun yang tinggal di Perumahan Wirapuri Blok D7, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, menyulap pakaian bekas menjadi pot bunga. Berbagai model pot bunga menghiasi halaman rumahnya.
Beragam jenis bunga tampak tumbuh subur. Bahkan sudah ada yang mekar, seperti bunga mawar. Tentunya hal itu semakin menyejukkan mata saat memandang. Ibu yang akan memiliki tiga anak itu menyebut kepada Riau Pos, hal tersebut telah dilakoni sejak enam bulan terakhir. “Dari pada pakaian itu dibuang dan berpengaruh pada lingkungan, mending kain bekas itu saya jadikan pot bunga. Selain itu dari pada gosip sana-sini mending membuat hal yang bermanfaat,” sebut Dian Rahma Yulis. Dian membeberkan bahan pokok pembuatan pot bunga. Katanya, cukup sediakan pakaian bekas. Kemudian dicampur dengan semen secukupnya.”Semen yang sudah tercampur air dan pakaian bekas itu kemudian dicetak ke dalam wadah seperti ember yang ditelungkupkan. Barulah dibentuk modelnya sesuai selera,” jelasnya.
Dalam sehari, Dian dapat menyelesaikan tiga buah pot. Jika hari panas, maka sehari saja sudah kering. Namun, jika cuaca tidak mendukung, mau ukuran kecil, sedang bahkan besar, tidak bisa kering dalam sehari.
Disinggung mengapa tidak membeli pot plastik yang mudah didapat dimana saja, menurutnya, lebih baik memanfaatkan yang ada. “Pot dari pakaian bekas lebih awet. Selain itu ramah lingkungan dibanding dengan plastik yang gampang pecah,” ujarnya.
Patut saja, di halaman rumahnya yang dipenuhi bunga itu didominasi pot dari pakaian bekas. Selain memproduksi sendiri, pot bunga miliknya itu pun sempat diperjualbelikan. “Harganya Rp30 ribu sampai Rp70 ribu,” terangnya.
Pembeli pot bunga milik Dian masih di daerah Pekanbaru. Dimana ia jualbelikan sekitar dua bulan lalu. Namun karena saat ini sudah hamil tua, maka ia pun jeda sementara. ”Sebenarnya sayang mau jual pot itu. Tapi, karena ada teman yang suka dan kepengin maka yaudah gapapa. Selagi masih bisa,” akunya.
Dian akui tidak muluk-muluk menjual pot bunga. Hal itu lantaran dirinya suka saja memanfaatkan bahan yang ada. “Pot bunga ini bukan untuk jualan. Lebih kepada hobi dan suka dengan tanaman,” paparnya.
Tak hanya itu, Dian yang menyukai bunga pun tidak terpengaruh dengan adanya bunga yang viral sampai ratusan ribu dan jutaan. “Saya memang hantu bunga, tapi kalau harus beli seharga itu enggalah. Yang penting ada bunga, ya apapun bunga itu,” katanya.
Pot bunga yang dibuat memiliki kerumitan dan kelebihan masing-masing. Untuk jenis karpet dan handuk memang mudah dibentuk, namun lebih banyak memakan semen. Sementara, untuk pakaian jenis biasa lebih susah dibentuk.(sof)
Laporan SOFIAH, Pekanbaru