RIAUPOS.CO - KEPEDULIAN terhadap lingkungan sekitar tak harus dilakukan oleh masyarakat saja, namun semua pihak termasuk juga perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Pekanbaru.
Apalagi, sampah organik seperti daun kering, bunga kering dan tangkai pohon serta sampah anorganik yang didominasi oleh sampah plastik, sampah logam, sampah kertas, sampah kaca selama ini hanya berakhir ditempat pembuangan akhir meskipun harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa terurai dengan sempurna.
Inilah yang coba dipelajari dan menjadi edukasi Novotel Pekanbaru. Salah satu hotel berbintang di Kota Pekanbaru ini mencoba mengajak masyarakat sekitar dan para customer-nya untuk menikmati hasil daur ulang limbah sampah anorganik dan organik yang bisa disulap menjadi produk nan kreatif.
Banyak yang bisa didapatkan jika gerakan daur ulang sampah dilakukan oleh semua pihak. Selain dapat mengurangi kebutuhan akan bahan mentah baru. Dengan menggunakan kembali bahan bekas, masyarakat juga bisa mengurangi penebangan pohon, eksploitasi tambang, dan ekstraksi sumber daya alam lainnya, sehingga langkah ini bisa berperan aktif dalam membantu melindungi habitat alam, mengurangi kerusakan lingkungan, dan melestarikan keanekaragaman hayati.
Menurut tim kreatif Novotel Pekanbaru, Iwan Raswan, sebagai hotel berbintang di Pekanbaru, kepedulian Novotel Pekanbaru terhadap masalah lingkungan sudah dimulai sejak lama. Bahkan, Novotel Pekanbaru terus melakukan transformasi dengan kreativitas mendaur ulang limbah sampah anorganik menjadi keindahan yang dapat dinikmati oleh tamu hotel.
“Novotel Pekanbaru dengan antusias mengumumkan langkah besar dalam upaya berkelanjutan dengan peluncuran program daur ulang kreatif,” katanya kepada Riau Pos.
Dalam program inovatif ini tim kreatif Novotel Pekanbaru mengubah sampah anorganik, termasuk rotan bekas, bunga bekas, dan daun kering, menjadi karya seni yang indah yang dipajang di area hotel.
Langkah ini adalah bukti kongkret komitmen Novotel terhadap praktik lingkungan yang bertanggung jawab.
Tim kreatif Novotel Pekanbaru telah menciptakan inspirasi luar biasa melalui konsep daur ulang kreatif.
Sampah anorganik seperti rotan bekas, bunga bekas, dan daun kering, yang sebelumnya dianggap tidak berguna, kini diubah menjadi instalasi seni yang memukau yang dijadikan sebagai bunga-bunga olahan dari sisa limbah anorganik didalam guci yang ditempatkan di area hotel.
Tak hanya itu, tim kreatif Novotel Pekanbaru juga membuat burung tali pocong yang memiliki suara cukup khas yang di disain menggunakan potongan sampah daun kering dan disisa ranting pohon yang ada disekitar halaman depan hotel.
“Kami tidak membutuhkan waktu yang lama, untuk membuat produk kreatif ini, kami hanya perlu membersihkan terlebih dahulu sisa sampah anorganik yang kemudian kami rangkai menjadi beberapa tangkai bunga, serta dimasukkan dalam kanvas bekas yang juga dihiasi ornamen sampah anorganik,”ucapnya.
Tak hanya itu, dengan berhasilnya program inisiatif ini yang melibatkan kolaborasi lintas disiplin, sehingga menunjukkan bahwa material yang tampaknya tidak berguna masih memiliki potensi untuk memberikan keindahan dan makna baru.
“Daur ulang adalah tentang mengubah pandangan kita terhadap sampah. Kami ingin menunjukkan bahwa dengan kreativitas, kita dapat menciptakan keindahan dari bahan-bahan yang sebelumnya diabaikan,” ujarnya.
Sementara itu Marketing Communication Executive Novotel Pekanbaru, Rila Gustari, mengatakan, daur ulang adalah praktik mengubah bahan-bahan yang sudah tidak terpakai menjadi produk baru atau material yang lebih bernilai.
Novotel Pekanbaru memahami pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi limbah dan menciptakan solusi inovatif.
Melalui konsep ini, hotel tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih menarik, tetapi juga memberikan pesan yang kuat tentang keberlanjutan kepada masyarakat.
“Langkah ini adalah bagian dari komitmen Novotel Pekanbaru untuk berperan dalam melindungi alam. Dalam suasana yang semakin sadar akan lingkungan, Novotel Pekanbaru ingin menginspirasi tamu dan masyarakat untuk mempertimbangkan kembali bagaimana mereka memandang dan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka,”tegasnya.(gus)
Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru