Come On Marathon!

Ladies | Selasa, 26 Juni 2018 - 12:50 WIB

Come On Marathon!
(FOTO KOLEKSI PRIBADI)

RIAUPOS.CO - Bicara soal hobi, tentunya harus mendatangkan manfaat. Jangan sampai Ladies menekuni hobi yang justru hanya menghabiskan waktu, materi dan tenaga. Nah, biar nggak rugi-rugian nih, hobi satu ini bisa jadi pilihan. Dijamin, kalau Ladies menekuninya, sejuta manfaat akan dirasakan.

Lari marathon. Kedengarannya memang sederhana. Tapi hobi satu ini mampu membuat fisik oke loh. Ini sudah dibuktikan oleh salah satu Ladies kita yang bernama dr  Fauzia Andrini MKes. Wanita beranak tiga ini sudah menekuni hobi lari sejak lama. Sampai sekarang, ia masih tetap eksis bahkan aktif dalam berbagai race.

Baca Juga :Dari Request Menjadi Best

Diceritakan Andin, sapaan akrabnya, hobi lari sebenarnya bukanlah hobi baru baginya. "Saya hobi olahraga sejak SMA. Spesifiknya ikut perkumpulan pendaki gunung dan berlanjut sampai kuliah. Ketika kuliah tidak begitu rutin olahraga, hanya latihan intensif lari dan latihan fisik lainnya ketika akan naik gunung bersama kawan-kawan. Lalu mulai tahun 2014 rutin olahraga lari. Seminggu minimal tiga kali. Latihan dengan suami atau sesama komunitas kawan-kawan dokter yang sehobi," ujarnya.

Kian hari, ia pun semakin keranjingan melakukan olahraga satu ini. Andin semakin intensif berlatih. Ia bisa berlatih 5-6 kali dalam sepekan jika mengikuti race atau lomba lari. Di antara sekian banyak olahraga yang ada, mengapa kemudian wanita berhijab ini memilih olahraga lari?

Menjawabnya, Andin memberikan alasan sederhana. Menurutnya, lari adalah olahraga yang mudah dan efektif untuk kesehatan.

"Tidak perlu lapangan atau tools apapun. Kecuali sepatu lari. Bahkan tanpa sepatu juga sebenarnya bisa. Just go. Lari juga sebenarnya base atau dasar dari semua cabang olahraga," jawabnya.

Sebagai wanita yang berhijab, ia mengaku memang harus pandai-pandai memilih busana untuk dikenakan saat berlari. Karena dirinya juga tidak ingin mengenakan busana ketat saat berlari. Di sisi lain, ia juga memerlukan busana yang nyaman dan nggak bikin gerah.

Berdasarkan pengalamannya memang, perkara menemukan busana lari yang pas bukanlah hal yang mudah. Terlebih busana yang beredar di pasaran, biasanya slim fit dan sangat ketat. "Itu cukup menjadi tantangan tersendiri juga bagi saya. Tapi setelah dicari ada saja kok busana yang cocok yang akhirnya bisa saya pakai," sambungnya yang pernah mengikuti full marathon di Malaysia dan Singapura ini.

Hijab dan busana tertutup dan tidak ketat yang ia gunakan saat berlari seolah telah menjadi ciri khas dari wanita satu ini. Dalam berbagai race atau pertandingan pun, ia tak pernah sekalipun melepas hijab dan busana lari khas dirinya tersebut. Misalnya saat race marathon Vienna Marathon di Austria. Dirinya menjadi satu di antara dua peserta yang menggunakan hijab kala itu.

Ia bercerita bahwa para bule yang merupakan peserta lari marathon lainnya memang sempat bertanya mengenai busananya kala berlomba. "Mereka nanya, apa nggak panas lomba lari pakai baju kaya begitu? Ya saya jawab, saya sudah terbiasa dan nyaman. Justru saya merasa hangat dan terlindungi. Terlebih waktu itu di Austria juga lagi spring. Suhunya 8-10 derjat. Jadi saya nggak merasa terbatasi dan terhalangi dengan hijab saya. Dukungan dari mereka juga terlihat jelas. Terbukti, sepanjang race banyak suporter yang "tos" dan menyemangati saya," kenangnya.

Selain busana yang tak menghalanginya, kesibukannya sebagai dokterpun tidak jadi kendala baginya untuk rutin menekuni hobi. Latihan rutin minimal tiga kali sepekan tetap ia upayakan. Bukan tanpa alasan ia tetap mempertahankan hobi olahraga dan marathonnya ini. Manfaat besar yang ia rasakan, membuatnya merasa sangat mencintai olahraga tersebut.

Dengan rutin lari marathon, dosen Fakultas Kedokteran Unri ini mengaku badannya lebih segar, relatif jarang sakit dan lebih bersemangat beraktivitas. Sejauh ini, dirinya sudah mengikuti berbagai race marathon level nasional hingga internasional. Di antaranya Vienna Marathon Austria 2016, Bali Marathon 2014, 2015, Penang Marathon 2014, full marathon (42,125 km)  Borneo Marathon Malaysia 2016, Standard Chartered Mararhon 2017 dan lainnya.

Nggak sampai disitu saja Ladies, wanita satu ini kekinian juga aktif dalam olahraga triathlon. Yakni penggabungan antara tiga cabang olahraga dalam satu waktu. Yang terdiri dari renang di laut, bersepeda dan lari. "Baru sejak Januari 2018 mulai menekuni olahraga yang lain selain lari yaitu olahraga renang dan olahraga sepeda balap. Dalam rangka persiapan mengikuti lomba triathlon yaitu Bintan Triathlon 2019 di Lagoi Bintan. Seru dan senang rasanya bisa menjajal berbagai jenis olaharaga dalam satu race," sambungnya lagi.

Ke depan, wanita yang menekuni olahraga yoga ini juga berharap dirinya bisa mengikuti berbagai kegiatan marathon dan olahraga lainnya. Targetnya ialah mengikuti Borobudur Marathon 2018 dan Bintan Triathlon 2019 mendatang.

Sebagai orang yang aktif dan doyan olahraga lari dan lainnya, Andin juga memberikan tips kepada Ladies yang ingin berolahraga, agar bisa merasakan manfaat olahraga untuk tubuh dan kesehatan.

*Yang paling utama adalah listen to your body. Artinya adalah, misal kita merasa lagi demam, pilek berat, jangan memaksakan untuk olahraga. Karena bukannya jadi bugar, tapi akan tambah lemas.

*Selain makanan yang bergizi, juga jika perlu asupan cukup karbohidrat terutama jika akan melakukan long run.

*Stamina juga terbangun karena latihan yang rutin dan terukur. Tidak too much too soon. Misal, kita baru mulai ikutan lari, jangan tiba-tiba ngotot mau lari 10 km. Risiko cederanya besar karena otot belum terbiasa dan terlatih.

*Terukur. Usahakan latihan pada zona aerobik atau ada perhitungan denyut nadi tersendiri. Karena, jika tidak, manfaat kepada kesehatan cardiovascular (jantung dan pembuluh darah) tidak tercapai.

*Porsi latihan usahakan minimal 3x sepekan. Dengan lama tiap latihan minimal 20 menit juga heart rate atau nadi berada pada zona aerobik tadi.(azr)

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook