TELUKKUANTAN (RIUAPOS.CO) -- Sejumlah pengurus dan anggota Ikatan Pelajar dan Keluarga Simandolak (IPKS) Kabupaten Kuansing, mengingatkan agar organisasi ini tidak di seret-seret ke ranah politik pilkada. Tetapi tetap bersikap netral sebagai sebuah organsiasi paguyuban di Simandolak Kecamatan Benai.
Ini melihat, sepak terjang beberapa orang oknum pengurus dan anggota yang memanfaatkan politik pilkada di Kuansing. Mereka hanya ingin mencari keuntungan pribadi dengan memanfaatkan dan mengatas namankan organisasi IPKS.
Akibat sepak terjang beberapa orang oknum dan anggota itu, membuat gaduh keluarga paguyuban dan bisa membuat masyarakat di Kenegerian Simandolak menjadi terpecah.
Ini diungkapkan Wakil Ketua IPKS Kuansing,
Syafriadi M Nur didampingi anggota Fitra Arianto, Sabtu (3/10/2020) di Teluk Kuantan.
Dikatakan Syafriadi, dari tahun 1964 , berawal hanya dari kesebelasan sepak bola diberi nama IPMS (Ikatan Pelajar Mahasiswa Simandolak). Kemudian jumlah anggota dan kepengurusan semakin banyak, maka disempurnakan menjadi IPKS (Ikatan Pelajar dan Keluarga Simandolak).
"IPKS ini organisasi masyarakat kita di rantau, jangan dibawa ke ranah politik. Kalau pribadi anggota, silahkan. Tapi jangan diseret organisasi paguyuban ini ke ranah politik dengan mengarahkan pada salah satu paslon yang maju di Pilkada Kuansing ini," ujarnya.
Sementara Fitra Arianto mengatakan, banyak yang ikut menjadi pengurus dan anggota IPKS ini, tetapi baru kali ini diseret-seret ke ranah politik praktis. Karena, para pendiri organisasi yang sekarang sudah ada di seluruh Riau bahkan Kepri, melarang untuk terlibat dengan politik praktis.
"Tetapi kalau individu silahkan. Sekarang yang terjadi, ada beberapa oknum pengurus dan anggota yang membawa ke salah satu paslon," tegas Fitra.
Ia mengingatkan sesama pengurus, anggota dan keluarga besar Simandolak, untuk mentaati apa yang menjadi amanah para pendiri IPKS, menjaga netralitas dalam politik.
Laporan: Desriandi Candra (Telukkuantan)
Editor: Rinaldi