(RIAUPOS.CO) - Terkait adanya dugaan kasus pencabulan yang dialami enam bocah yang masih menduduki bangku Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru masih dalam penyelidikan pihak berwajib. Bahkan bocah yang mengalami kekerasan seksual tersebut saat ini masih merasakan trauma.
Dikatakan Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru AKP Juniasti, terkait dengan kasus tersebut, pihaknya telah meminta keterangan tiga orang saksi. "Ya, saat ini kami telah meminta keterangan sejumlah tiga orang saksi termasuk korban," kata Juniasti saat dikonfirmasi Riau Pos.
Mantan Wakapolsek Tampan ini juga mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait dengan peristiwa tersebut, dan belum mengamankan oknum Ketua RW yang diduga melakukan pencabulan.
"Masih dalam penyelidikan. Petugas saat ini masih bekerja," ujarnya lagi.
Pemberitaan sebelumnya, seorang orang tua korban pencabulan berinisial BU (35) begitu tampak kesal saat mendatangi Polresta Pekanbaru, Rabu (18/7)
Warga Kelurahan Mentangor Kecamatan Tenayan Raya ini datang ke Polresta Pekanbaru tak lain untuk melaporkan enam orang korban diduga pencabulan oleh oknum ketua rukun warga (RW) inisial SA.
Dikatakan BU, orang tua salah satu korban mengatakan, setiap kali anaknya melihat pelaku, secara tiba-tiba korban selalu histeris dan memilih menyendiri mengurung diri di dalam kamar.
Kasus pencabulan ini sendiri sudah dilaporkannya ke Polresta Pekanbaru, Ahad (8/7) lalu. Sesuai dengan STPLK: Nomor 603/VII/ Riau/Resta Pekanbaru. Setelah melapor ke sentral pelayanan kepolisian terpadu (SPKT). Ia mengakui langsung diminta melakukan visum bersama korban ke RS Bhayangkara Polda Riau.
Sesuai keterangan dokter bahwa ada bekas lecet di kelamin anaknya tersebut. Bahkan dokter yang memeriksa marah, kenapa baru saat itu dibawa untuk dilakukan visum.
Desak Segera Tangkap Pelaku
Ketua Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan Dan Anak Riau (LBP2AR) Rosmaini yang mendampingi saksi, yaitu tiga korban dan satu orang tua korban, Rabu (18/7) lalu, mendesak agar pihak Polresta Pekanbaru segera menangkap yang diduga pelaku pencabulan terhadap anak. ”Jangan biarkan predator anak berkeliaran, karena sangat membahayakan. Kami akan mengawal dan mendampingi kasus ini sampai selesai. Selain itu juga akan menghadirkan psikolog untuk memulihkan kembali mental anak, karena menurut pengakuan anak kepada saya, anak merasa ketakutan apabila melihat yang diduga pelaku,’’ jelasnya.
Pihaknya mau tahu sejauh mana anak-anak tersebut mengalami trauma. Yang pasti kasus ini sudah proses pemeriksaan oleh Polresta Pekanbaru.
”Kami meminta hukum seberat-beratnya pelaku kekerasan terhadap anak ini, supaya menimbulkan efek jera.” jelas wanita yang juga pengusaha bolu kemojo Rose ini.(lin)
Laporan Sakiman, Kota