TERORISME

Ini Jejak Dokter Sunardi, Penasihat Amir JI yang Ditembak Mati Densus 88

Kriminal | Sabtu, 12 Maret 2022 - 01:04 WIB

Ini Jejak Dokter Sunardi, Penasihat Amir JI yang Ditembak Mati Densus 88
ILUSTRASI. (DOK RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dokter Sunardi, terduga teroris yang ditembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memiliki rekam jejak panjang di jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Ia merupakan salah satu dari pimpinan kelompok tersebut.

Sunardi ditembak mati ketika hendak ditangkap aparat di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3/2022) malam lalu. Menurut polisi, dia melakukan perlawanan kepada aparat saat akan ditangkap.


Polisi menyebut Sunardi merupakan sosok yang menjabat sebagai amir atau pimpinan di jaringan tersebut.

"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Amir Khidmat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (10/3/2022).

Ramadhan mengatakan, di dalam jaringan kelompok itu, Sunardi berperan sebagai penasihat. Namun demikian, ia tak merincikan lebih jauh mengenai sejak kapan Sunardi bergabung dengan JI dan mengemban tugas tersebut.

Sunardi juga aktif di lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Kelompok ini dituding sebagai organisasi sayap dari JI yang diduga membantu pergerakan aktivitas teror.

"Yang bersangkutan sebagai penasihat amir JI, dan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society," jelas dia.

HASI masuk daftar hitam terduga organisasi teroris yang ada di Indonesia. Mabes Polri, melalui data Nomor: TTOT/P-1a/2040/XI/2015 turut mencantumkan nama HASI sebagai organisasi yang diduga berafiliasi dengan jaringan teroris.

HASI berada pada nomor empat bagian entitas dalam daftar itu. Tertulis bahwa organisasi ini diduga menggunakan kedok sebagai yayasan kemanusiaan yang dikelola oleh Jamaah Islamiyah.

Melansir laman PBB, sejak 2011, HASI telah beroperasi sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia. PBB menuding HASI, sebagaimana kelompok teroris JI, telah menyalahgunakan kegiatan pengumpulan amal untuk digunakan sebagai dana demi mendukung tindak terorisme mereka.

Kelompok ini tersebar di beberapa wilayah seperti Jakarta, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya hingga Makassar. Mereka diduga turut mendanai perjalanan foreign terrorist fighter (FTF) alias kombatan ke Suriah.

Keterlibatannya dalam kelompok tersebut turut menjadi salah satu alasan Sunardi ditangkap oleh aparat pada malam sebelum ia diganjar timah panas itu.

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook