Virus Corona Tidak Menular Lewat Barang Impor Cina

Kick Out Hoax | Kamis, 30 Januari 2020 - 10:46 WIB

(RIAUPOS.CO) -- Virus corona yang mendunia membuat banyak masyarakat menjadi panik dan khawatir. Alih-alih menyebarkan informasi yang benar, banyak pihak tidak bertanggung jawab malah membuat hoax atau berita tidak benar soal virus corona.

Beberapa di antaranya menyebut virus corona bisa menular lewat barang impor yang berasal dari Cina baik makanan, baju, bahkan ponsel.


Ditegaskan oleh sebut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr Anung Sugihantono, sampai saat ini penularan virus corona diduga disebabkan oleh kontak langsung dengan mereka yang sakit, bukan barang dari Cina.

"Tidak ada ceritanya makanan, pakaian, sekarang kan sudah banyak diomongin ‘beli pakaian dari Cina nanti menularkan, itu nggak," tegasnya saat dijumpai di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Karena penularan virus corona belum diketahui secara pasti, saat ini semua orang di daerah terdampak disarankan memakai masker. Juga disarankan tidak dekat dengan orang yang bergejala sembari selalu menjaga kesehatan dan daya tubuh.

"Saat ini penularan yang sesungguhnya tidak diketahui. Diduga adalah kontak langsung. Kontak langsung itu bersentuhan atau dari udara. Bisa airborne bisa droplet," tuturnya.

Ahli vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe SpPD berkomentar berbagai rumor memang biasa muncul setiap ada kejadian seperti wabah. dr Dirga menyarankan masyarakat tidak mudah percaya dan ikut menyebarkan karena hanya akan menambah kepanikan.

Dari mana virus corona baru ini berasal hingga sekarang belum bisa dipastikan. Namun diduga kuat dari hewan yang dijual di pasar Kota Wuhan Cina.

"Setiap ada wabah, informasi-informasi seperti ini selalu ada. Tanpa bisa dikonfirmasi atau dipertanggungjawabkan. Bagi saya hal tersebut tidak relevan untuk dibahas saat ini," kata pria yang juga seorang vaksinolog lulusan University of Siena ini.

"Munculnya info-info yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ini hanya akan menimbulkan kepanikan yang luas," lanjut dr Dirga.

Daripada panik karena isu miring yang belum jelas, dr Dirga menyebut sebaiknya orang-orang lebih fokus pada upaya pencegahan penyebaran virus.

Hingga saat ini dilaporkan sudah ada lebih dari 2.700 kasus dan 80 kematian karena infeksi virus corona baru.(dtc/jrr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook