JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Virus polio terdeteksi di Inggris di dalam air limbah. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya vaksinasi untuk mencegah penularan. Virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan dan cenderung menyerang anak-anak.
“Segera tingkatkan vaksin pada anak-anak sebelum terlambat,” kata penasihat ilmiah terkemuka untuk pemerintah dan Direktur Oxford Vaccine Group, Profesor Sir Andrew Pollard.
Proporsi bayi dan balita yang divaksinasi penyakit masa kanak-kanak di Inggris telah turun dalam lima tahun terakhir. Dan, para ahli mengatakan deteksi polio baru-baru ini di air limbah di London memberikan peringatan tentang potensi munculnya kembali penyakit lain seperti campak.
Angka menunjukkan bahwa masih sedikit anak di seluruh negeri yang menerima vaksin pada 2020-21 untuk melindungi dari campak, gondok, rubella, polio, difteri, dan rotavirus. Jumlah ini jika dibandingkan dengan 2016-17. Ini semua sebagai dampak dari pandemi.
“Telah ada tren penurunan umum dalam cakupan di sebagian besar vaksin anak-anak selama 5-10 tahun terakhir,” kata Profesor Sir Andrew Pollard.
“Beberapa pengurangan cakupan terjadi sebagai akibat dari pandemi, tetapi ada beberapa daerah di mana tingkat vaksinasi pada anak kecil lebih rendah dari yang seharusnya, dan temuan ini harus menyadarkan kita untuk bertindak sebelum terlambat,” katanya.
Vaksinasi Anak Rendah
Para ilmuwan sangat prihatin tentang vaksin booster MMR yang tetap rendah dalam beberapa tahun terakhir. Padahal vaksin tersebut yang melindungi terhadap campak, gondok, dan rubella. Pada 2020-21, sekitar 92.875 atau 13,2 persen dari anak-anak di Inggris berusia lima tahun belum menerima dosis kedua. Padahal, dosis kedua diperlukan untuk memberikan perlindungan penuh.
Dalam lima tahun terakhir, penggunaan vaksin yang melindungi bayi dari enam kondisi serius termasuk polio, difteri, dan hepatitis B, telah turun dari 93,4 persen menjadi 92 persen. Di London, penurunannya lebih akut, menurun dari 88,8 persen menjadi 86,7 persen.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman