JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Para peneliti di setiap negara sedang meneliti virus corona yang menyebar di negara mereka, termasuk di Indonesia. Sebab, bisa saja virus mengalami perubahan karakter atau bermutasi yang bisa berdampak juga pada pembuatan vaksin.
Indonesia mengumumkan virus corona masuk ke tanah air secara resmi pada awal Maret. Sedangkan virus pernapasan itu pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. Sehingga saat awal pandemi di Indonesia, karakter virus corona di tanah air disebut mirip dengan yang ditemukan di Wuhan.
"Evolusi virus sedang diteliti, apakah terjadi perubahan. Apakah ada tipe lain. Kami timnya bukan tim besar sih tapi khusus dalam riset Whole genome sequencing (WGS) atau pengurutan genom adalah proses penentuan urutan materi genetik (DNA/RNA)," kata Pemimpin Penelitian di Emerging Virus Research Unit (EVRU) LBM Eijkman Indonesia, Frilasita Aisyah Yudhaputri MbiomedSc, dalam konferensi pers virtual bersama LOréal Indonesia, Jumat (24/7).
Sisi, sapaannya, menyebut bahwa saat pertama kali kasus virus corona muncul di Indonesia, karakternya mirip yang ditemukan di Wuhan, Cina. Tapi bisa saja dalam perjalanannya, virus mengalami mutasi.
"Yang disubmit karakter virusnya ke lembaga Eijkman adalah pasien-pasien tahap awal. Sequence-sequence tahap awal. Sehingga sangat mirip virusnya dengan yang di Wuhan," jelasnya.
Namun tugas peneliti saat ini adalah meneliti virus yang terus berkembang dalam beberapa bulan setelahnya. Apalagi kini perkembangan vaksin semakin maju dilalukan oleh peneliti.
"Tapi kita enggak tau nih dengan sequence bulan April dan Mei virusnya seperti apa. Itu salah satu hal menarik yang akan segera kami launching," katanya.
Wabah dan pandemi telah berulang kali muncul, dan sains memiliki peranan yang sangat penting dalam penanganannya. Dengan data whole genome sequencing SARS-CoV-2 tersebut, sekuens virus SARS-CoV-2 Indonesia dapat dianalisis dan dibandingkan dengan negara lain.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi