Ganjar dan PDIP Gunakan Narasi Revolusi, seperti Sudah Bersiap Oposisi

Politik | Rabu, 22 November 2023 - 03:02 WIB

Ganjar dan PDIP Gunakan Narasi Revolusi, seperti Sudah Bersiap Oposisi
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerahkan berkas pendaftaran Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden kepada Ketua KPU Hasyim Asyari disaksikan oleh Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Pasangan calon. (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menanggapi hasil survei LSI Denny JA yang menyebut elektabilitas Pasangan Ganjar-Mahfud merosot tajam, pengamat politik Arifki Chaniago menilai hal tersebut adalah konsekuensi wajar dari pilihan narasi kampanye  yang dipilih calon nomor urut 3 tersebut.

“Elektabilitas Ganjar Mahfud merosot tajam karena kekeliruan memilih narasi kampanye gaya perlawanan dan revolusi. Saya malah menduga sepertinya Pak Ganjar dan PDI Perjuangan sudah mempersiapkan diri untuk menjadi oposisi pada pemerintahan berikutnya” jelas Arifki.


Sebuah kampanye bergaya revolusi, menurut Arifki, harusnya berangkat dari ketidakpuasan masyarakat kepada pemimpin hari ini agar bisa mendapatkan hasil.

“Sementara hari ini, momennya tidak pas. Disaat Pak Ganjar dan PDI Perjuangan terus mengkritik, hasil Survei LSI Denny JA mengkonfirmasi kepuasan terhadap Presiden Jokowi justru naik ke angka 78 persen. Ini seperti menyalakan api di musim hujan,” terangnya.

Sebuah narasi perlawanan terhadap penguasa yang cenderung disukai masyarakat, menurut Arifki Chaniago, juga tidak bisa dimainkan dalam waktu yang pendek. Apalagi hanya di  masa kampanye yang hanya tiga bulan.

 “Kampanye perlawanan seperti ini sifatnya lebih kepada gerakan, bukan sesuatu yang instan. Harus sabar dan konsisten, serta berharap ada blunder-blunder yang bisa dimanfaatkan. Ini butuh waktu yang panjang.” jelasnya.

Menurut Arifki, narasi ini makin sulit diterima masyarakat karena sikap Ganjar dan PDI Perjuangan yang tidak mewakili narasi yang mereka coba bangun, karena PDI Perjuangan masih bagian dari pemerintahan.

“Publik tentu menyadari bahwa PDI-P juga masih menjadi menteri-menteri Pak Jokowi. Jika PDI-P terus mengkritik Jokowi tetapi tetap berada di pemerintahan, ini seperti menepuk air di dulang. PDI-P dinilai sebagai partai penguasa rasa oposisi, jadi narasi tersebut dianggap cuma dagangan politik,” tuturnya.

Jika ini terus dipertahankan, Arifki Chaniago memprediksi bahwa elektabilitas Ganjar Mahfud akan semakin mirip dengan elektabilitas PDI Perjuangan. Karena jika kita lihat hasil survei terbaru jarak suara Ganjar makin jauh dari Prabowo.

"Yang mempercayai narasi Ganjar kemudian hanya pemilih partainya sendiri. Jika narasinya tak berubah, saya rasa kedepannya elektabilitas Ganjar akan mirip dengan elektablitas PDIP Perjuangan dan PPP,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook