PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - RS Eka Hospital Pekanbaru terus melebarkan sayapnya di dunia pelayanan kesehatan di Kota Pekanbaru. Kali ini, guna memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau, Eka Hospital menghadirkan salah satu layanan unggulannya, yakni Klinik Obesitas atau Diabetes Connection Care, yang di-launching di lantai 1 RS Eka Hospital Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, Senin (22/5/2023).
Peresmian dihadiri oleh Direktur Eka Hospital Pekanbaru, dr Elizabeth, Ketua Layanan Diabetes Connection Care, Dr dr Jazil Karimi Sp PD KEMD FINASIM, Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. Erwin Christianto, Sp GK MGizi bersama jajaran manajemen Eka Hospital Pekanbaru tersebut, sekaligus menggelar diskusi kesehatan tentang obesitas dan diabetes yang diberikan kepada masyarakat secara langsung serta live streaming.
Direktur Eka Hospital Pekanbaru, dr Elizabeth dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya memilih pengobatan diabetes sebagai salah satu layanan unggulan di Eka Hospital karena masyarakat masih banyak yang mengalami penyakit tersebut.
"Kami memilih diabetes sebagai salah satu layanan unggulan di Eka Hospital, karena diabetes dan hipertensi menjadi salah satu penyakit yang cukup akrab dengan masyarakat kita. Makanya kami hadirkan layanan ini," kata dr Elizabeth dalam sambutannya.
Hingga dibukanya Klinik Obesitas saat ini dikatakan Elizabeth sudah diawali pada tahun 2021. Kemudian tahun 2022 juga dibuka Klinik Kaki dan Edukasi Diabetes. Kemudian tahun 2023 ini dibuka Klinik Obesitas.
"Klinik Obesitas kami buka bukan hanya untuk langsing, tapi lebih kepada peningkatan kesehatan. Obesitas memang bukan penyakit, tapi banyak potensi penyakit yang akan hadir ketika obesitas dibiarkan begitu saja," imbuhnya.
Ketua Layanan Diabetes Connection Care, Dr dr Jazil Karimi Sp PD KEMD FINASIM mengatakan, potensi obesitas dan diabetes cukup besar dialami masyarakat. Apalagi keseharian makanan yang dikonsumsi cenderung dengan kurang memperhatikan kandungan makanan.
Untuk warga negara kawasan Asia dikatakan dr Jazil sudah ada batas tertentu yang sudah ditetapkan kecenderungan lingkar pinggangnya, baik untuk pria dan wanita.
"Lingkar pinggang yang berlebihan itu tidak bagus untuk kesehatan. Untuk di Asia ada batas lingkar pinggang tersebut, untuk pria tidak boleh lebih dari 90 centimeter, kemudian perempuan tidak boleh lebih dari 80 centimeter. Kalau Obesitas dibiarkan berlarut, maka akan ada potensi penyakit yang akan datang. Sebagian masyarakat kita mungkin menganggap gemuk itu sehat dan sejahtera, padahal itu anggapan yang salah," paparnya.
Dikatakannya, untuk menjaga agar tidak terjadi obesitas, secara garis besar dapat dilakukan dengan mengatur pola makan, mengatur porsi makan dan jenis makanan yang dikonsumsi.
"Imbang dengan aktivitas fisik, misalnya dengan melakukan olahraga rutin. Kalau keduanya sudah diperbaiki, maka kadar berat badan kita bisa kita tentukan, sesuai dengan idealnya. Karena masing-masing orang memiliki tinggi yang berbeda, dan berat badan idealnya juga tergantung tingginya berapa. Bagi yang merasa obesitas, jangan tunggu lama lagi, karena akan berdampak kepada kesehatan tubuh lainnya," tuturnya.
Lapora: Prapti Dwi Lestari
Editor: Edwar Yaman