Hasilnya, responden yang mengalami gegar otak memiliki gejala kognitif seperti reaksi melambatnya fungsi kerja otak, hingga 13 jam setelah mengalami gegar otak. Namun, fungsi kemampuan otak dan waktu reaksi kembali normal setelah para peneliti menindaklanjuti para responden sekitar 7 minggu kemudian.
Menurutnya, ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya pembalikan pola
aktivasi otak dan bukti adanya perkembangan gejala dari cedera melalui pemulihan klinis. Hammeke melakukan penelitian ini bersama peneliti-peneliti lain dari Cleveland Clinic, St Mary’s Hospital, The University of North Carolina, Franklin College dan the Marshfield Clinic. (nhk)