JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Fakta menarik disampaikan Direktur Scientific Morula IVF Indonesia Prof Arief Boediono soal kuantitas dan kualitas sperma pria di Jakarta. Menurut dia sebagian pria di ibu kota memiliki kuantitas serta kualitas sperma yang jelek. Kondisi ini memengaruhi kesuburan untuk bisa mendapatkan anak atau momongan.
Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengatakan kuantitas sperma terkait dengan jumlah ideal sel sperma yang dimiliki seseorang. Dia lantas mengungkapkan dalam kondisi normal.
“Idealnya jumlah sel sperma seseorang adalah 15 juta sel dalam per 1 mililiter (air mani),” kata Arief usai peresmian ruang operasi dan laboratorium embrio Morula IVF Indonesia di RSIA Bunda Ciputat, Tangerang Selatan. Tetapi untuk sebagian warga Jakarta, kuantitas atau jumlah sel spermanya tidak sampai angka ideal tersebut. Sementara itu soal kualitas sel sperma, banyak ragamnya. Mulai dari kecepatan berenang untuk menuju sel telur dan bentuknya.
Arief mengatakan, rendahnya kuantitas dan kualitas sperma pria ibu kota tersebut disebabkan banyak faktor. “Seperti stress, merokok, dan minum alkohol,” katanya. Untuk itu dia mengajarkan sedini mungkin, pria di kota untuk menjalankan pola hidup sehat.
Dia mengatakan, jumlah sel sperma di bawah normal, tentu memiliki pengaruh terhadap potensi memiliki anak. Meskipun begitu dia menjelaskan bahwa untuk bisa memiliki anak atau pembuahan sel telur, sejatinya hanya dibutuhkan satu sel sperma.
Bahkan dia mengatakan, ada kasus seorang pria tidak menghasilkan sperma satupun saat ejakulasi atau mengeluarkan air mani. Tetapi bukan berarti peluangnya untuk memiliki momongan menjadi lebih kecil.
Dengan teknologi bayi tabung, pria yang tidak mengeluarkan sel sperma saat ejakulasi tetap bisa memiliki peluang untuk mempunyai anak. “Kita ambil spermanya langsung dari pabriknya,” katanya.
Arief mengatakan, cara yang dilakukan adalah dengan mengambil sel sperma langsung dari testis. Upaya ini dilakukan oleh ahli urologi. Kondisi tersebut bisa dipicu adanya penyumbatan saluran dari testis, sehingga sel sperma tidak keluar ketika ejakulasi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman