JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pala adalah salah satu herbal asli Indonesia. Kini pala tersebar ke berbagai negara, termasuk Bangladesh, Vietnam, Taiwan, Thailand, Filipina, hingga Cina. Secara turun-temurun, pala sudah dipakai untuk mengatasi gangguan kesehatan.
Di antaranya, masalah afrodisiaka, antitumor, antiradang, antitrombotik, gangguan sistem saraf, gangguan lambung, reumatik, gangguan haid, dan sebagai perangsang tidur.
Pala memang dikenal sebagai rempah aromatik yang sudah lama digunakan sebagai bumbu masak di hampir seluruh dunia. Indonesia pernah tercatat sebagai negara pengekspor biji dan fuli (selaput biji) pala terbesar dunia. Pedagang Arab-lah yang memperkenalkan pala ke Eropa pada abad ke-12.
Berasal dari tanaman bernama ilmiah Myristica fragrans dari suku Myristicaceae, biji pala lebih dikenal dengan nama nutmeg. Bau aromatik berasal dari kandungan minyak atsiri pada bunga, daun, dan buah. Pohon setinggi 10 meter itu memiliki buah berbentuk lonjong dan berlapis kulit seperti sabut berwarna kuning. Antara daging buah dan biji, terdapat selaput yang disebut aril atau dikenal dengan nama "mace" atau fuli. Mace berwarna merah, yang bila dikeringkan menjadi berwarna cokelat, dan dapat dijadikan camilan.
Studi kandungan pada pala menunjukkan, terdapat minyak atsiri yang tersusun atas eugenol, α-pinene, β-pinene, linalool, sabinene, geraniol, dan lainnya. Kandungan eugenol membuat minyak pala berkhasiat sebagai antibakteri rongga mulut. Minyak pala dapat membantu menjaga kesehatan rongga mulut sebagai antiplak alamiah yang secara umum lebih aman ketimbang obat kimiawi.
Zat kandungan lain adalah myristic acid, myristicin, senyawa lignan, flavonoid, dan alkaloid. Ada serat dan berbagai vitamin B, termasuk asam folat, niasin, piridoksina, riboflavin, dan tiamina. Ada vitamin A, vitamin C, mineral Na, kalium, kalsium, tembaga, zat besi, magnesium, mangan, fosfor, zink, dan karotena.
Berdasar studi farmakologi, ekstrak dan hasil isolasi pala menunjukkan khasiat ansiolitik, pelindung sistem saraf, antiradang, modulasi imunitas tubuh, pereda nyeri, antikanker, antimikroba, antidiare, hingga antidiabetis. Studi klinik belum banyak dilakukan.
Mengatasi Depresi dan Gelisah
Pala digunakan secara turun-temurun untuk membantu menjaga kesehatan sistem saraf pusat, termasuk mengendalikan kegelisahan dan depresi. Depresi adalah gangguan psikis yang bisa terjadi karena kelelahan berkepanjangan, rasa sedih yang terus-menerus, dan kehilangan kegembiraan.
Studi sudah mempelajari hubungan antara depresi dan timbulnya gangguan biologik akibat stres. Melalui studi tersebut diketahui bahwa terjaganya kerja sistem saraf pusat adalah kunci utama bagi pengaturan respons tubuh yang normal terhadap stres. Gangguan pada sistem itu akan mengakibatkan stres, yang berdampak pada pengeluaran berbagai jenis hormon secara tidak normal, yang memicu terjadinya depresi. Gangguan itu bisa terjadi akibat pelepasan berbagai zat pemicu radang, yang mengganggu proses neurogenesis. Yaitu, pembentukan sel saraf baru.
Penggunaan berbagai macam obat antidepresan kimiawi bisa menimbulkan efek samping. Misalnya, kenaikan berat badan, sulit buang air besar, rasa kantuk berkepanjangan, atau kenaikan tekanan darah.
Peneliti Dongguk University, Korea, menuliskan hasil penelitiannya pada terbitan jurnal tahun 2023. Yakni, studi penggunaan minyak pala untuk membantu mengatasi masalah depresi dan kegelisahan. Karena sifatnya yang mudah menguap, pada studi ini minyak diaplikasikan langsung melalui rongga hidung hewan coba. Molekul minyak yang menguap itu mudah larut dalam lemak sehingga mudah dan cepat menembus barier pelindung sistem saraf pusat. Setelah berhasil menembus, minyak langsung bekerja pada jaringan otak.
Hasilnya, terjadi perbaikan kondisi stres dan depresi. Diduga, hal tersebut adalah hasil kerja bersinergi kandungan limonene, β-myrcene, α-pinene, dan β-pinene. Studi terdahulu pun membuktikan kerja ekstrak heksana pala dalam mereduksi perilaku mencit akibat depresi. Ditengarai, kerja itu melalui sistem saraf serotonergik dan noradrenergik. Melalui hasil studi ini, peneliti menyimpulkan peluang dan potensi minyak pala bagi pengembangan obat antidepresi yang bekerja dengan cepat.
Mengatasi Insomnia
Minyak pala dipakai untuk mengatasi insomnia dalam praktik aromaterapi. Insomnia adalah keadaan sulit tidur yang bisa memengaruhi kesehatan umum. Pemakaiannya menggunakan teknik pijat aromaterapi atau inhalasi. Peneliti Universitas Airlangga mempelajari pengaruh pemberian minyak pala terhadap wanita lanjut usia berusia 50–80 tahun yang mengalami insomnia kategori sedang. Metode dan analisis hasil penelitian dilaksanakan melalui prosedur yang sudah ditetapkan. Yaitu, mengamati kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan agar tetap tidur, dan masalah bangun lebih awal.
Minyaknya diperoleh melalui distilasi biji pala. Minyak pala diberikan kepada relawan secara inhalasi (dihirup melalui rongga hidung) selama 14 hari. Dan, pengamatan data dilakukan melalui pengisian kuesioner. Hasilnya, terjadi penurunan skor rata-rata insomnia.
Hasil itu sesuai dengan penelitian di India pada 2018, yang mempelajari pengaruh pemberian serbuk biji pala kepada relawan manusia dengan masalah insomnia primer. Pemberian dalam dosis yang sudah ditetapkan berlangsung selama 14 hari dan pengamatan data dilakukan melalui pengisian kuesioner. Hasilnya, terjadi penurunan skor insomnia dan peningkatan lama tidur. Namun, peneliti tidak menganjurkan pemakaian pala dalam waktu lama untuk dapat menghindari efek yang tidak dikehendaki. Selain itu, pemakaiannya perlu kehati-hatian pada orang yang mempunyai masalah nyeri lambung.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi