JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS memperingatkan ancaman varian baru Omicron XBB.1.5. Strain XBB.1.5 bertanggung jawab atas 40,5 persen kasus di AS. Angka itu naik sekitar 20 persen dari minggu yang berakhir pada 24 Desember. Angka rawat inap juga mengalami kenaikan.
Varian XBB.1.5 bertanggung jawab atas sekitar 75 persen kasus yang dikonfirmasi di Timur Laut meliputi New England, New Jersey, dan New York, perkiraan CDC. Direktur CDC dr. Barbara Mahon mengatakan varian XBB.1.5 dan XBB adalah rekombinan dari subvarian BA.2.
“Ironisnya, ini mungkin varian terburuk yang dihadapi dunia saat ini sebenarnya adalah XBB,” kata pakar penyakit menular di University of Minnesota, dr Michael Osterholm kepada Reuters.
Apa bedanya dengan XBB?
Varian XBB.1.5 berbeda dari varian XBB. Varian terbaru ternyata lebih kuat menempel pada sel Virus perlu mengikat erat sel agar lebih efisien.
“Lebih efisien dalam menginfeksi manusia,” kata seorang ahli virologi di Universitas Johns Hopkins, Andrew Pekosz, kepada CNBC.
Gejala dan Subvarian XBB.1.5
Para ahli mengatakan tidak ada gejala tambahan Covid-19 terkait dengan XBB.1.5 yang berbeda dari gejala normal. Rata-rata varian Omicron menunjukkan gejala mirip flu.
“Tidak ada saran pada titik ini bahwa XBB.1.5 lebih parah,” kata Mahon dari CDC kepada CBS News.
Namun para ilmuwan mengatakan varian XBB.1.5 memiliki mutasi yang memungkinkan virus menghindari booster vaksin Covid-19 dan menyebabkan lebih banyak infeksi ulang. Pada Oktober, subvarian XBB dianggap paling cocok untuk menghindari kekebalan Covid-19.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman