Kerap Dianggap Normal, Pahami Perilaku Gangguan Mental pada Anak dan Cara Merawatnya

Kesehatan | Rabu, 29 November 2023 - 08:14 WIB

Kerap Dianggap Normal, Pahami Perilaku Gangguan Mental pada Anak dan Cara Merawatnya
Pendampingan orang tua penting bagi kesehatan mental anak. (WEILLCORNELL.ORG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Penting untuk menyadari bahwa gangguan mental tidak memandang usia dan dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Sering kali, gejala gangguan mental pada anak tidak terdeteksi dengan mudah karena dianggap sebagai bagian dari tahap pertumbuhan normal.

Gangguan mental pada anak dapat mengakibatkan perubahan serius dalam perilaku, belajar, dan aspek emosional mereka, yang jika tidak diwaspadai dan ditangani dengan serius, dapat mengganggu tahap perkembangan anak dan memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan mereka.


Dilansir oleh JawaPos.com dari siloamhospitals.com, penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesadaran tentang gejala gangguan mental pada anak, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan intervensi yang tepat waktu untuk mendukung kesehatan mental dan perkembangan optimal anak-anak.

Mari kita eksplorasi informasi lebih lanjut mengenai petunjuk, faktor pemicu, dan metode keperawatan terkait gangguan mental pada anak sebagaimana dikutip dari siloamhospitals.com.

Mendeteksi gangguan mental pada anak menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan orang dewasa karena anak-anak tengah mengalami perubahan mental, emosional, dan fisik selama masa pertumbuhannya.

Beberapa jenis gangguan mental yang sering ditemui pada anak melibatkan ADHD, gangguan cemas, depresi, selective mutism, gangguan bipolar, stres akibat trauma, gangguan makan, skizofrenia, psikopat, gangguan identitas disosiatif, gangguan somatoform, retardasi mental, adjustment disorder, dan gangguan juvenile delinquency.

Mengetahui berbagai jenis gangguan ini penting untuk memahami spektrum kondisi mental yang mungkin dialami oleh anak-anak. Gangguan mental pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang melibatkan riwayat gangguan mental dalam keluarga.

Selain itu, proses perkembangan anak yang mencakup perubahan hormon dan perkembangan otak juga dapat memicu gangguan mental jika sistem saraf tidak berkembang secara optimal. Lingkungan sekitar, termasuk tekanan dari prestasi di sekolah, dan pengalaman traumatis seperti perundungan atau kekerasan fisik, juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak secara signifikan.

Perubahan drastis dalam suasana hati, pola pikir, dan perilaku anak yang berlangsung lama atau memburuk dapat menjadi tanda gangguan mental.

Gejala emosional melibatkan perubahan perilaku, suasana hati yang drastis, kegelisahan, serta kemungkinan munculnya pemikiran bunuh diri. Gejala fisik mencakup kesulitan tidur, masalah makan, dan perubahan berat badan, sementara untuk gejala sosial yang terjadi di sekolah termasuk penarikan diri, kesulitan dalam aktivitas, dan ketidakminatan berinteraksi dengan teman sebaya.

Dalam menyikapi gangguan mental pada anak, pola asuh orang tua sangat berpengaruh. Orang tua disarankan untuk mendorong anak untuk terbuka mengenai perasaannya, memahami penyebab perubahan perilaku, dan memberikan dukungan serta pendengaran tanpa menghakimi.

Penting juga untuk memberitahu anak bahwa perasaan sulit adalah hal yang normal, dan menanyakan bagaimana dapat membantu agar anak merasa lebih baik. Jika perubahan perilaku anak berlangsung beberapa minggu dan mempengaruhi hubungan serta prestasi di sekolah, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Orang tua dapat mendukung pengobatan dengan mempelajari lebih lanjut tentang gangguan mental, melakukan konseling keluarga, memberikan dukungan positif, mempelajari manajemen stres, berkomunikasi secara rutin dengan dokter, dan mengikuti program pelatihan untuk orang tua.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook