PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Perayaan pergantian malam tahun baru Imlek 2571 di Kampung Tionghoa Pekanbaru, berlangsung meriah. Sebanyak 1.088 lampion dipasang melintang di sepanjang Jalan Karet atau Jalan dr Leimena, Pekanbaru. Lampion berwarna merah tersebut menyala terang di malam hari.
Ratusan manusia berlalu lalang melewati jalan tersebut, sesekali berswafoto untuk disimpan maupun dipamerkan di media sosial, Jumat (24/1). Saat malam pergantian tahun tiba, suasana semakin meriah. Lagu-lagu berbahasa mandarin dinyanyikan serta angpao juga dibagikan kepada pengunjung yang beruntung.
Detik-detik pergantian tahun disambut dengan lagu mandarin yang dinyanyikan bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan menghidupkan petasan yang dipasang vertikal tak jauh dari pentas. Ledakan-ledakan keras dan meriah membuat hampir semua orang mengeluarkan gawai dan mengabadikan momen setahun sekali ini.
Tak cukup sampai di situ, saat petasan terakhir meledak, ratusan kembang api diluncurkan ke angkasa menambah semarak suasana pergantian tahun kali ini. Saat malam pergantian tahun, tak hanya masyarakat Tionghoa yang bergembira merayakannya. Semua masyarakat dari berbagai suku turut hadir dan menyaksikan kemeriahan hari raya Imlek tersebut.
Perayaan diawali dengan bazar Imlek pada 17-19 Januari lalu, di mana bazar ini menghadirkan 40 pelaku usaha kecil menengah (UKM) serta brand nasional di Kampung Tionghoa. Tak hanya itu, sebelumnya pada 18 Januari telah dilaksanakan berbagai lomba. Seperti mengarang, membaca puisi, pidato dan karaoke untuk anak-anak remaja di Mal SKA serta penampilan atraksi barongsai.
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Stephen Sanjaya mengatakan, setiap Imlek, masyarakat Tionghoa selalu mengadakan kegiatan tersebut. Ia menjelaskan tahun ini adalah tahun tikus logam, yang merupakan shio pertama dari 12 shio yang ada.
Menurut Sthephen, tahun ini akan menghadirkan orang-orang yang cerdik. “Tikus logam ini diibaratkan sebagai tahun yang penuh kreativitas, rajin, cerdik untuk menemukan berbagai jalan ketika dihadapkan pada kesulitan,” katanya.
Sementara itu Marga Tan Andy Chandra menuturkan, dengan mengusung tema Bersatu Teguh Indonesia Tangguh diharapkan, selalu terjalin kebersamaan, toleransi dan kerja sama oleh berbagai pihak. “Kalau kita bersatu, bisa kita ciptakan hal lebih baik,” ujarnya. “28 Januari nanti, Imlek bersama di Hotel Furaya akan hadir Wakil Gubernur Riau. Lalu ditutup dengan perayaan Cap Go Meh pada 8 Februari nanti,” tambah Andy.
Festival Perang Air di Meranti Dimulai
Sin Cia atau Tionghoa peranakan. Di Kepulauan Meranti, mereka merayakan Imlek 2571 atau tahun baru Cina dikemas dengan Festival Perang Air (FPA), Sabtu (251/). Acara tahunan ini menjadi pemikat wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan penginapan di Kepulauan Meranti penuh.