Jembatan Ambruk, Sejumlah Desa Terisolir

Kepulauan Meranti | Rabu, 16 Agustus 2023 - 11:37 WIB

Jembatan Ambruk, Sejumlah Desa Terisolir
Jembatan Perawang Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti ambruk, Senin (14/8/2023). Foto kiri, petugas mengecek kondisi jembatan, Selasa (15/8/2023). (PUPR KEPULAUAN MERANTI UNTUK RIAU POS)

SELAT PANJANG (RIAUPOS.CO) - Jembatan Perawang Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti ambruk, Senin (14/3) malam sekitar pukul 23.15 WIB. Jembatan ini merupakan urat nadi warga menuju pusat kecamatan, pusat Kabupaten Kepulauan Meranti, hingga Kabupaten Bengkalis.

Dampak dari kejadian ini, maka akses beberapa desa seperti Tanjung Padang, Mekar Delima, Kudap, Putri Puyu,Dedap, dan Desa Bandul menuju kantor pusat kecamatan terputus.  Sebaliknya, warga yang tersebar di beberapa desa seperti, Desa Mengkirau, Mengkopot, Tanjung Pisang, dan Selat Akar terisolir menuju kecamatan lain.


Parahnya kejadian ini turut berdampak kepada masyarakat di sejumlah kecamatan di Kepulauan Meranti menuju Kabupaten Bengkalis atau sebaliknya. Karena jembatan ini menjadi salah satu penghubung akses darat antardua kabupaten tersebut.  Jembatan sepanjang 200 meter itu ambruk dan jatuh ke sungai diduga akibat tiang penahan konstruksi keropos termakan usia.

Mirisnya kondisi jembatan dengan konstruksi Truss Bridge ini sudah diketahui sejak lama. Bahkan sudah dilakukan pengecekan oleh Dinas PUPR-PKPP Riau. Sehingga untuk menghindari kejadian ini, pihak desa juga sudah memberikan tanda atau rambu bahaya kepada pelintas agar tidak melaju dengan kecepatan tinggi dan dilarang membawa beban dengan tonase tinggi.

Camat Tasik Putri Puyu, Zainal mengatakan, beruntung kejadian tidak menimbulkan korban jiwa karena terjadi larut malam. “Kejadiannya sekitar pukul 11 malam. Tidak ada korban jiwa karena saat itu kondisi jembatan sedang sepi,” ujarnya.

Cerita dia jembatan itu dibangun jauh sebelum Meranti mekar sebagai kabupaten oleh Bengkalis pada 2007 silam. Sejak itu belum ada terpantau perawatan oleh pihak terkait.  “Belum ada dilakukan pemeliharaan sejak dibangun. Saat ini jembatan tersebut menjadi wewenangnya PUPR Provinsi Riau,” bebernya.

Dikatakan Zainal, jembatan ini menjadi salah satu akses utama yang dilalui masyarakat menuju kecamatan lain ke pusat kabupaten seperti Selatpanjang bahkan ke kabupaten tetangga yakni Bengkalis. Apa upayanya untuk mengatasi agar warga tempatan bisa beraktivitas? Dia menjawab, langkah awalnya mereka pada hari ini sedang merapatkan barisan seluruh kepala desa.

“Bagaimana cara mencari solusi agar anak sekolah bisa lewat. Selain itu, tadi malam (kemarin, red) kami laporkan kejadian ini pada tingkat provinsi  secara lisan. Diharapkan pihak provinsi secepatnya mengambil sikap karena jembatan itu merupakan urat nadi bagi kami bersama,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau M Arief Setiawan mengatakan, jembatan tersebut roboh karena pondasi tiang pancang dari baja berkarat karena akibat air payau sehingga keropos dan patah. Sebelum jembatan itu roboh, pekan lalu pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan survei kondisi jembatan tersebut.

“Setelah tim turun pekan lalu, sebetulnya sekarang kami sedang menyusun Detail Engineering Design (DED) perbaikan jembatan. Direncanakan perbaikan akan dilakukan paling lama tahun 2024, namun sebelum jembatan diperbaiki sudah roboh duluan,” sebutnya.

Atas kondisi itu, Arief menyatakan Gubernur Riau Syamsuar telah menginstruksikan Dinas PUPR-PKPP Riau melalui UPT Jalan dan Jembatan untuk membuat dermaga penyeberangan sampai jembatan selesai diperbaiki.

“Pak Gubernur sudah memerintah kami untuk membuat dermaga penyeberangan agar arus barang dan orang di daerah itu tidak terputus. Hari ini (kemarin, red) tim sudah turun ke sana, maksimal besok (hari ini, red) sudah bisa dibuat dermaganya,” ujarnya.

Ya, Dinas (PUPR-PKP) Riau bersama rombongan langsung meninjau lokasi kejadian bersama Plt Kepala Dinas PUPR Kepulauan Meranti Rahmat Kurnia, Selasa (15/8). Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah III Riau, Eri Ikhsan yang langsung ke lapangan mengatakan, dermaga akan dibangun sebagai alternatif penyebrangan sementara. “Jadi kami terlebih dahulu membangun dermaga kempang dari dua sisi yakni dari Desa Bandul dengan Desa Selat Akar,” ungkap Eri.

Eri juga mengaku sudah mengetahui ada sejumlah permasalahan di jembatan tersebut dan merencanakan untuk melakukan perbaikan. Hanya saja dikatakan Eri, setelah kejadian robohnya jembatan, perencanaan nampaknya tidak lagi dilakukan perbaikan melainkan pembangunan.

“Karena kejadiannya seperti ini, sudah roboh terlebih dahulu maka berarti kami harus mengubah desain judul perencanan menjadi DED pada 2023 ini dan menjadi pembangunan jembatan Selat Akar yang akan diproritaskan pada 2024,” jelasnya.

Pembangunan jembatan kempang dikatakan Eri sudah dimulai hari ini dan besok pembangunan juga dimulai dari Desa Selat Akar. “Kalau permintaan dari masyarakat kalau bisa selesai tiga hari,” jelasnya.

Sementara itu untuk armada kempang, Eri mengatakan hingga saat ini belum bisa memastikan karena harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan pimpinan. “Untuk armada kami masih koordinasi. Apakah ini sharing dengan kabupaten, apakah seperti apa, kami masih belum ambil keputusan. Karena saya belum dapat informasi dan saya harus komunikasi dulu dengan pimpinan di Pekanbaru,” terangnya.

Dari informasi yang dirangkum Riau Pos, pihak PUPR Kepulauan Meranti sudah menyampaikan kondisi jembatan yang terbilang rentan karena ada beberapa kerusakan secara lisan ke provinsi. Bahkan, PUPR-PKPP Riau juga sudah sempat melakukan peninjauan dan melihat langsung kondisi jembatan. Hanya saja selama kurang lebih selama 10 tahun ini belum pernah ada perbaikan maupun  pemeliharaan terhadap jembatan tersebut.(sol/wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook