SELATPANJANG(RIAUPOS.CO)-Petani di Kepulauan Meranti terpuruk imbas banjir rob yang melanda sejak akhir pekan lalu. Seperti yang tengah melanda sejumlah titik di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Tebingtinggi Timur.
Dari informasi yang diterima Riaupos.co, sebanyak empat hektare tanaman cabai di desa setempat gagal panen. Demikian disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani Timur Mandiri, Izwan, Rabu (8/12/2021) siang.
Dikatakannya, dari kelompok yang ia pimpin terdapat 10 orang warga yang berharap pada masa panen kali ini untuk menopang kebutuhan sehari-hari.
Namun dampak rob, memicu kondisi gagal panen, sehingga kondisi mereka benar-benar nyaris tanpa penghasilan.
"Kami menanam cabai sudah masuk dua tahun. Cabai yang ditanam saat ini berusia empat bulan dengan masa panen dua minggu sekali," kata Izwan.
Pria yang juga akrab disapa Wawan ini mengatakan, dengan kondisi seperti ini petani pasrah dengan estimasi kerugian mereka mencapai ratusan juta rupiah.
"Dengan luas lahan dan hasil panen yang mencapai sekitare enam ton, maka kerugian sekitar Rp200 juta lebih dengan perkiraan harga cabai saat ini Rp35 ribu per kilogramnya. Benar-benar terpuruk," ujar Wawan.
Wawan juga mengatakan, secara turun-temurun masyarakat sudah paham bahwa pasang air laut terus terjadi di kawasan pesisir dan menjadi banjir musiman. Namun, tahun ini menjadi yang terburuk, karena tinggi air tidak kurang setinggi lutut orang dewasa.
"Selama saya di sini, ini banjir rob yang terbesar,” ungkapnya.
Dia mengatakan, meski banjir rob sudah berangsur surut, namun petani belum mau menanam ulang. Untuk itu dia meminta pemerintah memperhatikan nasib mereka yang terdampak. Apalagi bencana ini terjadi di tengah pandemi Covid-19.
"Harapannya kami para petani, pemerintah memberikan bantuan kepada para petani yang lahannya terendam banjir. Apalagi, mayoritas petani di sini itu hanya menggantung dari hasil ini, untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Jika bantuan ada, kami bisa memulai aktivitas kembali," jelasnya lagi.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kepulauan Meranti, Ifwandi, mengatakan, pihaknya sedang mendata melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) masing-masing wilayah binaan. Pendataan tentunya terkait kondisi terkini luas lahan pertanian yang terdampak banjir yang dimaksud.
"Kami sudah instruksikan seluruh PPL di wilayah binaannya untuk segera mendata, setelah ini selesai kami akan melaporkan ke pimpinan untuk mencari solusi dari dampak banjir rob ini,” ujarnya.
Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Hary B Koriun