PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sekumpulan warga yang kesehariannya sebagai petani padi sawah, larut dalam keluh kesah. Pasalnya, sejak musim tanam 2021 hingga tahun ini, areal persawahan yang mereka tekuni sebagai gantungan hidup, sudah tiga kali gagal panen. Bahkan peristiwa itu terjadi secara beruntun.
‘’Kenyataan ini pahit sekali. Apalagi, semua urusan kebutuhan rumah tangga, rata-rata, digantungkan dari hasil panen. Kalau panennya gagal seperti sekarang, amat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup ,’’ ungkap salah seorang petani yang dikenal di daerah itu dengan sebutan Bang Ucok kepada Riaupos.co, akhir pekan lalu di Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau, Siak.
Atas persitiwa ini, para petani sudah melaporkan kepada para pihak sebagai tempat melapor. Harapannya, agar hama penyakit yang mengancam gagal panen dapat diatasi. Tapi rupanya, kondisinya tetap sama, meski laporan sudah disampaikan, ternyata tanaman padi petani, tetap diserang hama.
‘’Gagal panen tiga kali beruntun ini, disebabkan hama tikus memotong tanaman padi sebelum padinya menguning. Yang tertinggal hanya sebagian kecil pohon padi yang ada di pinggiran petak sawah,’’ ungkapnya.
Areal persawahan yang berjarak kurang lebih satu setengah jam dari Pekanbaru, jika ditempuh menggunakan kendaraan roda empat, merupakan salah satu sentra pertanian di wilayah Kabupaten Siak.
Mereka hanya bisa pasrah menerima kenyataan. Seratusan kepala keluarga yang mengelola sentra pertanian lebih dua ratusan hektare itu, terpaksa banting stir. Ada yang bekerja sebagai buruh, ada yang pedagang kerupuk di rumah, ada juga sebagai pedagang buah keliling.
‘’Coba bapak bayangkan, sudah berapa modal yang dikeluarkan untuk tiga musim tanam.Tapi panennya gagal. Jika modal itu dikumpulkan, sudah bisa untuk makan setahun bahkan lebih lho Pak,” timpal seorang ibu rumah tangga sambil memegang erat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Dikatakannya, saat ini suaminya berdagang buah keliling. Itu-lah usaha yang digeluti untuk mempertahankan ekonomi keluarga. Sedangkan dia sendiri, juga membuka usaha kecil-kecilan di rumahnya yaitu dagang kerupuk dan makanan ringan lainnya.
Untuk sampai di areal persawahan di Muara Kelantan, Sungai Mandau, Siak, Riaupos.co memulai perjalanan dari Pekanbaru melalui pintu tol Rumbai dan keluar di Perawang lewat Minas.
Beberapa kilometer dari simpang Perawang, masih tampak rumah penduduk dan kolam renang yang ramai dikunjungi warga. Pada kilometer berikutnya, di kiri kanan badan jalan, tidak terlihat lagi rumah penduduk. Yang ada hanyalah pohon akasia beragam musim tanam seluas mata memandang. Baru setelah mendekati perkampungan penduduk, terlihat petani madu dengan sarang lebahnya yang diletak di bawah pohon akasia.
Dikonfirmasi kepada Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Siak Arisman, pihaknya sudah mendapat kabar tentang hama tikus yang terjadi di Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau. Pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Bungaraya, terkait persediaan pembasmi hama tikus.
“Kami segera mendapatkan sebagian persediaan pembasmi hama tikus dari Bungaraya,” jelas Arisman.
Selanjutnya nanti akan didistribusikan ke Muara Kelantan. Jika ada kekurangan akan dimintakan ke Dinas Pertanian Provinsi Riau.
“Kami juga sudah mintakan tambahan ke provinsi, mudah-mudahan segera sampai,” ucap Arisman.
Selain pengadaan pembasmi hama tikus, pihaknya juga menurunkan tim untuk melakukan koordinasi kepada para petani. Arisman mengajak kerja sama petani, bersama tim yang diturunkan, sehingga ada solusi dan hama tikus dapat diatasi.
Laporan: Asmawi dan Monang Lubis
Editor: Edwar Yaman