MASYARAKAT NGIRIT, PEDAGANG SEPI PEMBELI

Harga Beras Melambung

Riau | Rabu, 08 Februari 2023 - 11:00 WIB

Harga Beras Melambung
Pemilik salah satu warung di Jalan Diponegoro, Selatpanjang, Kepulauan Meranti, menakar beras yang akan dijual, Selasa (7/2/2023). (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Masyarakat di beberapa kabupaten/kota di Riau mengeluhkan harga beras yang melambung tinggi. Kini harga beras berkisar Rp15 ribu per kilogram (kg)  hingga Rp17 ribu per kg. Sebelumnya, harga beras hanya Rp12.500 per kg. Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 tahun 2017 harga eceran tertinggi (HET) harusnya tidak lebih dari Rp13.300 per kg.

Salah seorang pedagang beras di Pekanbaru, Hendra mengatakan, selama dua bulan terakhir tahun 2023 ini, harga beras mulai kembali melambung dari sebelumnya dijual Rp125.000 per karung berat 10 kg, kini menjadi Rp150.000 per karung berat 10 kg.


''Mahalnya ini sudah berlangsung selama bulan November 2022 lalu, sampai sekarang masih naik,'' ujar Hendra, Selasa (7/2).

Dikatakan Hendra, harga beras yang cukup tinggi ini disebabkan  berkurangnya pasokan beras yang diterima pedagang dari distributor. ‘’Kalau naik (harga) ini karena pasokannya yang berkurang akibat dari petani yang gagal panen,’’ ujarnya.

Bahkan, saat ini penjualan beras di tempat usahanya juga ikut mengalami dampak yakni sepi pembeli. ‘’Kalau penjualan ya pasti terdampak, dari biasanya orang beli banyak kini mulai dikurangi sedikit,'' ucapnya.

Ia pun berharap harga beras di Kota Pekanbaru segera berangsur normal agar daya beli masyarakat kembali normal. ''Ini kan jelang Ramadan pasti harga naik lagi. Ya, saya berharap harganya segera normal agar masyarakat bisa menikmati beras dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang cukup baik,'' tuturnya.

Kenaikan harga beras ini juga dialami masyarakat Kepulauan Meranti. Santi, salah seorang warga yang tinggal di Jalan Damai, Kelurahan Selatpanjang Timur, mengaku sudah tak mampu lagi membeli sekarung beras 5 kg. Ia mengaku terpaksa irit dan membeli beras hanya 1 kg untuk keperluan harian.

''Sudah sepekan ini mengirit dan mengurangi porsi belanja beras karena tidak mampu beli yang karung lima kilogram. Setiap hari beli satu sampai dua kilo saja. Harganya mahal. Pendapatan kerja suami tak berubah. Terasa berat sebab semuanya serba mahal,'' ungkapnya ketika ditemui Riau Pos di salah satu warung di Jalan Diponegoro, Selatpanjang, Selasa (7/2).

Perempuan berusia 37 tahun itu mengatakan, untuk membeli 1 kg beras itu pun, ia harus merogoh kantongnya dalam-dalam. Sebab beras yang biasa ia beli Rp13.000 per kg kini sudah naik menjadi Rp15.000 per kg. Bahkan, ada yang mencapai Rp17.000 per kg.

''Jauh sebelum ini suami dan anak senang konsumsi beras Gelombang Cinta. Dulu ya itu harganya masih murah tapi sekarang Rp17 ribu per kilogram. Sekarang turun selera ke berat Belida dari Rp13 ribu, malah naik lagi menjadi Rp15 ribu per kilogram,'' ujarnya.

Kondisi yang sama juga dikeluhkan Reni seorang ibu rumah tangga lainnya. Di tengah kenaikan harga beras dan sejumlah komoditas bahan pokok lainnya, dirinya terpaksa mengurangi kapasitas isi penanak dan porsi konsumsi nasi yang dikonsumsi oleh keluarganya.

''Sudah mulai betul-betul hemat. Biasa dua gelas beras untuk makan siang saja, sekarang mengirit. Bakaran dua gelas itu kini bisa buat makan hingga sore,'' ungkapnya.

Ternyata harga beras medium dan premium di Kepulauan Meranti naik jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET). Parahnya kondisi itu telah berlangsung lama dialami oleh kabupaten termiskin di Riau tersebut.

Harga beras medium tembus Rp11.000 per kg, sementara HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah hanya Rp9.950 per kg. Begitu juga harga beras premium naik hingga mencapai Rp17.000 per kg.

''Harga beras di atas HET itu sudah berlangsung lama. Kami sudah berupaya melakukan koordinasi dan mengeluhkan itu, namun tidak pernah menemui titik terang,'' ungkap Kadis Perdagangan Kepulauan Meranti Marwan, Selasa (7/2).

Ia tidak menampik telah mengetahui kenaikan harga beras skala nasional. Kenaikan malah diperparah oleh tingginya biaya transportasi. Sehingga harga beras di pusat kota Provinsi Riau tidak bisa dijual sama dengan Kepulauan Meranti.

Terang Marwan, kenaikan harga beras di daerah tersebut cukup cepat dan signifikan. Seperti harga beras premium Belida, awal Desember 2022 lalu harganya masih berkisar Rp13.500 per kg. Namun, saat ini sudah Rp15.000 per kg. Begitu juga harga beras premium Gelombang Cinta dari Rp15.000 per kg naik menjadi Rp17.000 perkilogramnya.

Kenaikan harga beras yang tinggi juga dirasakan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi. Bahkan, kenaikan terjadi sejak sejak sebulan lebih. Kenaikan harga beras tersebut diduga karena kurangnya suplai dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Kepala Dinas Kopdagrin Kuansing, Mardansyah saat ditemui Riau Pos, Selasa (7/2) mengatakan, beberapa keperluan pokok masyarakat masih banyak bergantung dari Sumbar. ''Iya. Termasuk beras. Naiknya harga beras ini menyeluruh. Bukan kami saja. Di kabupaten lain juga naik. Nah, kita berharap tahun ini semakin tinggi peningkatan swasembada padi. Ini sedang dicanangkan pemerintah,'' kata Mardansyah.

Mardansyah membeberkan, harga beras kemasan 10 kg rata-rata naik antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu sejak dua bulan terakhir. Untuk harga eceran per kilo, lanjut Mardansyah, beras dengan merek Anak Daro dan sejenisnya dijual pedagang Rp17 ribu per kg.

''Kami akan terus memantau harga ini setiap pekan. Kalau untuk stok beras, masih banyak di pasaran. Cuma itu tadi, harganya naik. Karena dari suplainya sudah naik,'' beber Masrdansyah.

Selain beras, tambah Mardansyah, kelangkaan minyak goreng MinyaKita sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Bahkan hampir setiap kedai di Kuansing tidak memiliki stok MinyaKita. ''Iya. Kami sudah menanyakan ke beberapa kedai, mereka bilang, MinyaKita sudah dua pekan tidak masuk. Berarti memang MinyaKita ini yang kosong dari sananya,'' kata Mardansyah.

Sebaliknya, Rokan Hilir (Rohil) di  harga-harga sejumlah bahan pokok untuk pangan dinilai masih stabil. Hal itu tidak terlepas dari beredarnya bahan pokok yang tersebar di pasaran sehingga mudah didapatkan masyarakat. Alhasil, harga pun masih belum mengalami kenaikan berarti.

Berdasarkan data yang dilansir Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Rohil, harga beras medium di kisaran Rp13 ribu per kg. Secara rinci untuk, jenis Segudang Rp13 ribu per kg, Sri Kuning Rp12 ribu kg.

''Sedangkan untuk beras kategori premium, beras Anak Daro Payakumbuh Rp17 ribu per kilogram dan beras Cap Payung Rp15 ribu per kilogram,'' ujar Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Rohil, Delta melalui staf Anto di Bagansiapiapi, Selasa (7/2).

Diterangkan Anto dengan kegiatan pemantauan yang rutin dilakukan maka hal itu bisa menjadi informasi yang berharga menyikapi apakah ada terjadi kenaikan harga, dan sebagainya. Sehingga akan berimbas pada langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pihak Disperindag.

Bila terjadi kenaikan harga untuk komoditas tertentu maka hal itu disikapi dengan menggelar operasi pasar maupun kegiatan berupa pasar murah sebagai upaya untuk mencegah kenaikan harga maupun kelangkaan barang-barang di pasaran.

Di Dumai, dalam sepekan belakangan harga keperluan bahan pokok juga mengalami kenaikan, tidak terkecuali harga beras premium yang dijual di sejumlah pasar tradisional. Sementara itu beras medium yang merupakan beras milik badan urusan logistik (Bulog) masih dijual dengan harga yang lebih normal.

''Untuk beras premium memang ada kenaikan harga dengan rata-rata kenaikan Rp1.000 sampai Rp1.500 per kilogram. Hingga saat ini harga beras premium yang merupakan beras dengan tekstur berderai yang banyak di pasok dari Provinsi Sumatera Barat dijual dengan harga Rp16.000 per kilogram di Kota Dumai,'' ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar, Hermanto, Selasa (7/2).

Lebih lanjut dikatakan Hermanto beras medium yang dipasok oleh Bulog masih dijual dengan harga normal dengan kisaran harga Rp9.800 per kg dalam sepekan belakangan. Dikatakan Hermanto, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog Dumai terkait dengan kenaikan harga beras di Kota Dumai.

‘’Alhamdulillah sudah melakukan operasi pasar dengan menyuplai beras milik mereka ke mitra penjualnya dengan harapan dapat menekan harga beras di Kota Dumai ini. Kami juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah agen beras yang ada di Kota Dumai ini,’’ ujarnya.

‘’Jika dalam beberapa pekan ini harga beras tetap merangkak naik, maka kami akan melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga apalagi saat ini juga sudah mendekati Ramahan yang biasanya akan ada kenaikan sejumlah komoditas sembako,'' terang Hermanto.

Di Rokan Hulu juga demikian. Saat ini harga beras di sejumlah pasar tradisional maupun pasar desa yang ada di 16 kecamatan se-Rohul masih relatif stabil. Kalaupun ada kenaikan harga jual beras di Pasar tradisional masih kategori wajar.

Namun, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Rohul Barikun melalui Sekretaris Zulfikar membenarkan dalam sepekan ini ada kenaikan harga jual beras medium di pasar tradisional. Berdasarkan data pemantauan harga sepekan terakhir, untuk harga jual beras premium yakni Rp14 ribu per kg.

‘’Kenaikan harga jual beras itu di pasar tradisional masih kategori wajar. Penyebab kenaikan harga beras dari pemantauan petugas di lapangan banyak faktor, dipicu imbas kenaikan BBM dan adanya peningkatan biaya produksi oleh petani seperti harga pupuk, pestisida dan biaya angkut yang mempengaruhi kenaikan harga beras,’’ tuturnya.

Pelalawan Jamin Ketersediaan Beras
Di Kabupaten Pelalawan, Pemkab Pelalawan memastikan ketersediaan beras serta bahan sembako untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Ramadan dan Idulfitri 2023 cukup. ''Ya, kita pastikan stok beras di Pelalawan aman hingga Idulfitri nantinya,'' terang Kepala Diskop UMKM Perindagsar Pelalawan, Hanafie, Selasa (7/2).

Diungkapkannya bahwa, Pemkab Pelalawan melalui tim penanggulangan inflasi daerah (TIPD) akan terus berkomitmen untuk menekan inflasi. Khususnya dalam memantau dan mengendalikan harga keperluan bahan pokok, seperti ketersediaan sembako. Salah satunya melalui monitoring pasar.

''Sehingga, melalui pelaksanaan monitoring pasar ini, maka distributor tidak menahan dan memainkan harga barang dilapangan. Khususnya ketersediaan beras. Dan kita juga terus intens melakukan koordinasi dengan Perum Bulog, jika kondisi ketersediaan beras mulai menipis,'' paparnya.

Sementara itu, Asisten II Setdaprov Riau Job Kurniawan mengatakan, pada Februari ini, beras masih mendominasi penyebab inflasi di Riau. ''Kita melihat beras di Provinsi Riau menjadi penyumbang inflasi yang cukup besar,'' kata Job Kurniawan.

Lebih lanjut dikatakannya, beberapa laporan dari distributor beras yang ada di Riau, bahwa kenaikan harga beras yang terjadi saat ini karena sudah dari pabriknya. ''Ke depannya kami akan mengintervensi untuk memudahkan dan tentunya agar harganya murah untuk masyarakat. Dengan harapan inflasi di Riau bisa turun,'' katanya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang pihaknya terima dari Bulog, stok beras yang ada di Riau saat ini masih aman dan cukup untuk empat bulan ke depan. ''Informasi dari pihak Bulog Riau, bahwa stok beras yang ada cukup untuk empat bulan ke depan. Jadi tak perlu diragukan bahwa stok beras di Riau cukup,'' ujarnya.

Dipaparkan Job, bahwa ketersediaan stok beras untuk Provinsi Riau yakni kurang lebih 9.800 ton. Berdasarkan catatan di bulan Januari 2023 beras yang disalurkan mencapai 1.700 ton per bulan, dan itu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. ''Dapat kita asumsikan dari stok beras yang ada, tiga sampai empat bulan ke depan Insyaallah aman,'' ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, inflasi Provinsi Riau pada bulan Desember 2022 tercatat pada angka 6,81 persen. Karena itu, Pemerintah Provinsi Riau akan membentuk Sekretariat Posko Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Provinsi Riau.

''Posko Satgas Pangan tersebut dibentuk guna memudahkan koordinasi dan pelaporan harian maupun mingguan terkait ketahanan pangan di Provinsi Riau,'' katanya.

Selain itu, demikian Sekdaprov, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan sidak terhadap hasil pemantauan harga dan ketersedian barang. ''Kami juga akan melakukan sidak terhadap hasil pemantauan ketersediaan dan harga,'' tuturnya.

Sekdaprov juga meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Provinsi Riau untuk segera menggelar operasi pasar murah, khususnya di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. ''Serta melaksanakan rapat bersama para distributor-distributor besar bahan pokok yang ada di pasar. Terutama distributor beras, ayam, telur, cabai, dan minyak goreng,'' pintanya.(ayi/wir/amn/yas/fad/sol)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook