BISA KARANTINA MANDIRI

Tak Semua Pasien Covid-19 Diisolasi di RSUD

Kepulauan Meranti | Jumat, 02 Oktober 2020 - 16:01 WIB

Tak Semua Pasien Covid-19 Diisolasi di RSUD
Sekda Meranti Kamsol beserta jajaran sosialisasikan patuh protokol kesehatan masa Covid-19 di pelabuhan domestik Tj Harapan. (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Pasien positif virus corona (Covid-19) di Kepulauan Meranti terus meningkat. Seperti kemarin (1/10), bertambah dua orang setelah sebelumnya belasan orang ikut terpapar.

Informasi tersebut dilansir oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Meranti, Fari SKM kepada Riaupos.co. Dengan bertambahnya dua orang pasien ini, jumlah pasien yang masih diisolasi dan dirawat secara intensif sebanyak 33 orang.


Jumlah itu terdiri dari 71 kasus yang terdata dengan total 38 pasien di antaranya telah dinyatakan sembuh oleh gugus tugas setempat. "Dari 33 orang pasien yang terkonfirmasi positif itu, 15 orang di antaranya di rawat di RSUD Kepulauan Meranti," ujarnya.

Sementara 18 orang pasien lainnya lanjut Fahri, telah diisolasi dan dirawat di Balai Latihan Kerja (BLK) oleh tenaga medis.

"Kasus positif yang kita temukan akan semakin meningkat, tapi tidak berarti semua kasus positif harus diisolasi di RSUD. Ada beberapa kasus tanpa gejala yang kita isolasi di BLK. Walaupun dalam regulasinya secara mandiri juga boleh. Untuk mempermudah pengawasan dan perawatan makanya kita putuskan di BLK saja," bebernya.

Salah satu alasannya agar jumlah pasien di rumah sakit tidak membeludak. Hal itu juga disampaikan oleh Kasubag Tata Usaha RSUD Kepulauan Meranti Riefki Dwi Putra. Menurutnya, jika kebijakan tersebut tidak diambil, maka fasilitas yang mereka sediakan tidak akan bisa menampung seluruh pasien.

"Tidak bisa, karena saat ini jumlah tempat tidur ruang isolasi hanya 25 saja. Sementara saat ini jumlah pasien meningkat hingga 33 orang," ungkapnya.

Keputusan tersebut menurutnya mengacu pada pedoman pengendalian Covid-19 yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes RI.

Terpisah Sekda Meranti Kamsol, Jumat (2/10/20) siang mengungkapkan jika setiap keputusan diambil tetap mengacu pada petunjuk yang diterbitkan oleh Kemenkes, Pergub dan Perbup.

Jika terjadi lonjakan yang signifikan sehingga fasilitas tidak mencukupi untuk menampung pasien terkonfirmasi, menurutnya isolasi mandiri bisa menjadi pilihan. Namun masih dalam pertimbangan.

"Dalam aturannya pasien Covid-19 boleh isolasi mandiri. Namun bagi pasien Covid-19 yang kondisi kesehatannya baik. Karena dominan pasien Meranti yang terpapar tidak ada gejala sama sekali. Kondisinya fit dan kebanyakannya pasien yang seperti itu cepat sembuhnya," ungkap Kamsol.

Hingga saat ini semua pasien yang terpapar di Kepulauan Meranti diisolasi di RSUD dan ada yang diisolasi di BLK. Belum ada yang isolasi secara mandiri.

Kalaupun terpaksa isolasi mandiri, ia mengaku pihaknya tetap akan melihat situasi dan kondisi rumah pasien. Jika tidak, Kamsol khawatir akan memperburuk situasi.

"Kita lihat dulu tempat tinggalnya. Pasalnya jika melihat sosial dari pola kehidupan masyrakat kita masih ada tradisi yang serumah lebih dari satu KK. Yang dikhawatirkan jika ada keluarga atau tetangga yang ada penyakit bawaan. Dan itu lebih berisiko. Makanya harus benar-benar dipastikan dengan pertimbangan yang matang sebelum diputuskan," ujarnya.

Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook