KAMPAR

Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Desa Kuapan

Kampar | Selasa, 27 September 2022 - 09:21 WIB

Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Desa Kuapan
Tim satgas turun ke lapangan mengecek kondisi hewan ternak di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Senin (26/9/2022). (DPPKH KAMPAR UNTUK RIAUPOS.CO)

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 27 ekor kerbau mati mendadak disebabkan karena penyakit Ngorok atau Septicaemia Epizootuca (SE) di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Ahad (25/9). Sedangkan 8 ekor dipotong paksa. Penularan penyakit Ngorok ini diprediksi sudah mulai terjangkit sejak 18 September kemarin.

Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kampar melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan drh Deyus Herman menjelaskan, penyakit Ngorok yang menyerang 27 kerbau  mati mendadak di Desa Kuapan.


Menurutnya, kronologisnya penyakit ngorok sudah terindentifikasi sejak 18 September lalu. "Informasi di lapangan penyakit ngorok yang menyerang hewan ternak kerbau di Desa Kuapan karena ada kerbau yang dibawa penjual ke Desa Kuapan. Diduga  tertular karena dari kerbau dari XIII Koto Kampar," jelasnya.

Deyus Herman mengimbau, kepada pemilik ternak jangan panik dan tidak menjualnya. Karena penyakit ngorok ini bisa disembuhkan. Sebab yang di Gunung Bungsu, kerbau yang terjangkit penyakit sudah ada yang sembuh.

"Upaya yang dilakukan pihak dinas sekarang ini dengan melakukan penyemprotan di kandang dan memberikan vitamin kepada kerbau yang masih sehat. Kita melakukan isolasi agar ternak kerbau di Desa Kuapan ini tidak dibawa ke luar," tegasnya.

Dia menjelaskan, tim satgas sudah turun ke lapangan untuk melihat kondisi lapangan. Karena itu, meminta pemilik ternak tidak panik dan tidak menjualnya. Karena penyakit ngorok ini bisa disembuhkan.

"Agar tidak menular, kerbau yang mati ini sudah dikubur dengan menggunakan alat berat ekskavator," jelas dia.

Sementara Kepala Desa Kuapan Limasnur menjelaskan, ada 12 KK pemilik kerbau yang mati mendadak tersebut. Yang mati ini mulai dari anak,kerbau dewasa dan hamil.

"Kita berharap kepada pemerintah bantuan hewan untuk ternak untuk mengembalikan populasi kerbau di Desa Kuapan ini lagi," jelasnya.

Tunggu Laporan

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Herman, melalui Kabid Kesehatan Hewan, Faralinda mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu laporan dari Dinas Peternakan Kampar terkait berapa jumlah kerbau yang mati. Karena hingga saat ini, yang dilaporkan masih kasus kematian kerbau di Kecamatan XIII Koto Kampar.

"Kami baru dapat informasi adanya kematian kerbau di Kampar dari media. Kalau laporan dari dinasnya masih kami tunggu," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, jika melihat gejala pada kerbau-kerbau yang mati tersebut, hewan ternak tersebut diduga terkena penyakit Ngorok. Pihaknya juga menduga, menyebarnya penyakit ngorok ini karena terjadi perpindahan ternak yang sakit beberapa waktu lalu kedua kecamatan tersebut.

"Menyebarkannya penyakit ini diduga karena ada perpindahan sapi yang sakit dari XIII Koto Kampar kebeberapa lokasi. Karena saat itu ada kegiatan jual beli ternak oleh belantik yang membeli ternak dengan harga murah dari peternak. Mungkin itu yang dibawa kebeberapa lokasi lain," ujarnya.

Menurut Faralinda, upaya pencegahan untuk penyakit SE ini yakni dilakukan dengan memberikan vaksin. Namun, fakta dilapangan saat ini masih banyak peternak yang enggan hewan ternaknya untuk di vaksin.

"Mungkin karena selama ini belum ada kasus ngorok yang tinggi seperti saat ini. Tapi sekarang kan kasus kematiannya ternak cukup tinggi, sampai 90 persen," sebutnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau agar para peternak lebih memperhatikan ternaknya. Jika ada ternak yang mengalami sakit, hendaknya ditempatkan dikandang yang terpisah agar tidak menularkan kehewan ternak lainnya.

"Karena penularan penyakit SE ini juga cepat, terutama dari cairan tubuh ternak. Jadi jika ada ternak yang sakit, hendaknya ditempatkan dikandang saja, jangan digembala apalagi dijual," imbaunya.(gem) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook