TAMBANG (RIAUPOS.CO) – Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Riau membuat beberapa jalan digenangi air. Akibatnya, pengguna jalan kesulitan. Bahkan, salah seorang warga yang mengendara sepeda motor mengalami musibah terperosok masuk box culvert di Jalan Karya Masa, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Warga yang merupakan ibu-ibu tersebut terperosok masuk box culvert di jalan pintas ke Jalan Cipta Karya bersama sepeda motornya. Ketua LPM Desa Tarai Bangun Dedi mengatakan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Untungnya korban selamat tetapi sepeda motornya masih dicari warga.
“Akibat tanah ambas di box culvert di Jalan Karya Masa ini memakan korban. Seorang ibu-ibu terperosok ke jalan yang amblas tersebut dan masuk ke dalam box culvert. Saat ini korban dibawa ke rumah sakit. Tetapi sepeda motornya masih dicari warga yang ikut tenggelam bersama korban,” jelas Dedi.
Dedi menjelaskan, jalan amblas di box culvert ini sudah terjadi hampir satu bulan ini. Sekarang tinggal dua meter saja.
“Air meluap di Jalan Karya Masa ini karena kiriman dari Kota Pekanbaru. Kalau di Kota Pekanbaru hujan air akan meluap di Jalan Karya Masa ini,” jelas Dedi.
Sementara Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar melalui Kepala Seksi Logistik BPBD Edison mengatakan, tim BPBD sudah turun ke lokasi Jalan Karya Masa Desa Tarai Bangun. Namun, air yang sempat mengenangi Jalan Karya Masa sudah surut.
“Tanah timbunan untuk box culvert yang amblas yang menyebabkan seorang ibu-ibu jadi korban sedang dihitung. Setelah itu, baru kita laporkan ke Dinas PUPR Kabupaten Kampar,” jelas Edison.
Kadis PUPR Kabupaten Kampar Afdal melalui Kabid Jalan dan Jembatan Arifudin Amga mengatakan, menunggu laporan BPBD terkait tanah box culvert yang amblas “Kami langsung meninjau lapangan dan akan memperbaiki jalan yang amblas tersebut,” jelas Amga.
Sementara itu, BPBD Kota Pekanbaru masih belum mendapatkan laporan dari masyarakat terkait daerah yang mengalami dampak dari hujan deras tersebut. Kalaksa BPBD Kota Pekanbaru Zarman Candra mengatakan, hujan hanya menyebabkan genangan di sejumlah badan jalan.
Namun, permukiman masyarakat yang masuk dalam kawasan rawan bencana masih aman dari genangan banjir. “Sampai sekarang belum ada laporan dari masyarakat. Tapi kami tetap melakukan pemantauan di lapangan jika terdapat potensi banjir tim kami sudah siap melakukan penanganan,”katanya.
Pihaknya juga menghimbau masyarakat Pekanbaru yang bermukim di daerah rawan banjir untuk tetap melakukan kesiapsiagaan dengan mengamankan barang berharga ke tempat yang lebih aman agar tidak tergenang saat banjir.
“Jika terjadi bencana alam masyarakat bisa menghubungi call center BPBD Pekanbaru di nomor 08117651464,”ajaknya.
Sedangkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kampar Agustar melalui Kepala Satgas TRC Pundalops-PB Adi Candra mengatakan, sekarang ini curah hujan sudah mulai tinggi. Tetapi intensitas masih rendah jadi belum menyebabkan kenaikan air di Sungai baik di Kampar Kanan maupun di Kampar Kiri.
‘’Karena itu, tetap waspada apalagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Data dari BMKG berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kabupaten Kampar (Kecamatan XIII Koto Kampar, Tapung, Koto Kampar Hulu, Tambang, Siak Hulu,’’ jela Adi Candra, Kamis (23/11).
Kalaksa BPBD Provinsi Riau, M Edy Afrizal mengatakan, selain sebagai upaya antisipasi, pemetaan daerah rawan tersebut juga sebagai informasi agar masyarakat dapat berhati-hati.
“Kami sudah melakukan pemetaan daerah rawan bencana banjir dan longsor agar masyarakat dapat waspada,” katanya.
Dijelaskan Edy, secara umum daerah rawan banjir dan longsor masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, daerah rawan longsor itu di daerah perbatasan Riau dengan Sumatera Barat, seperti wilayah XIII Koto Kampar dan Lubuk Jambi dekat Kuantan Singingi.
“Namun daerah rawan longsor juga ada di Kabupaten Indragiri di ruas jalan lintas Rengat-Tembilahan, tapi di sana bukan longsor dari bukit. Tapi longsor akibat abrasi sungai,” ujarnya.
Sementara Manajer PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawan menyampaikan kondisi ketinggian air di waduk PLTA masih normal. ‘’Untuk pembukaan pintu pelimpah air (spillway gate) dilakukan pada elevasi waduk 82.50 MDPL dengan inflow > 1.000 m3/s,’’ jelas Cecep.
Cecep menjelaskan, sampai saat ini belum ada lonjakan inflow. Kenaikan elevasi waduk dikarenakan mesin PLTA dari tiga unit, hanya dua unit saja yang operasi, satu unit sedang dalam pemeliharaan periodik.
‘’Rencana pemeliharaan selesai Jumat 24 November 2023, setelah pemeliharaan ketiga unit bisa beroperasi dengan harapan bisa menahan atau menurunkan elevasi waduk,’’ kata Cecep.
Cecep menjelaskan, kalau tiga unit sudah beroperasi namun elevasi cenderung naik, rencana pekan depan akan buka pintu air (spillway gate) secara bertahap dan akan dilakukan pemberitahuan sebelumnya.(kom/ayi/sol)