Ratusan Unggas Mati Mendadak di Kampar

Kampar | Selasa, 07 Maret 2023 - 09:47 WIB

Ratusan Unggas Mati Mendadak di Kampar
Tim Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner DPKH Riau mengambil sampel unggas yang mati mendadak di Kampar, Rabu (1/3/2023). (DPKH UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ratusan unggas jenis ayam dan itik ditemukan mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar. Diduga, ratusan unggas tersebut mati akibat virus flu burung.

Kepala Dinas  Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Faralinda Sari mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan adanya unggas yang mati mendadak di Kampar tersebut pada 1 Maret lalu. Selanjutnya, pihaknya langsung menurunkan tim untuk mengecek ke lokasi.


"Kami mendapat laporan ada­nya unggas yang mati mendadak yakni jenis ayam kampung dan itik pada 1 Maret. Kemudian langsung ditindaklanjuti dengan mengirim tim Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner DPKH Riau untuk mengambil sampel," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk total ayam yang mati di Desa Koto Masjid tersebut sebanyak 543 ekor dan itik enam ekor. Selanjutnya, sampel yang diambil kemudian dibawa ke laboratorium BVET Bukittinggi.

"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium BVET Bukittinggi untuk memastikan apakah unggas tersebut mati akibat flu burung atau tidak," ujarnya.

Dengan adanya unggas yang mati mendadak tersebut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan ke Dinas Pelaksana Fungsi Peternakan dan  Kesehatan Hewan kabupaten/kota atau petugas Puskeswan setempat, jika ada kematian ayam yang tinggi.

"Menjalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan. Penggantian baju setiap masuk dan ke luar kandang dan langsung dicuci setiap harinya sampai dengan pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan yang berkala," sebutnya.

Untuk ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar untuk membeli ayam, jaga kebersihan personal, dengan cara mencuci baju yang digunakan dari pasar, cuci tangan dan peralatan yang digunakan untuk menangani produk unggas dengan sabun.

Jangan khawatir untuk mengkonsumsi ayam dan produknya, karena tidak menular melalui cara dikonsumsi. Yang perlu dikhawatirkan adalah sekresi/cairan/lendir atau kotoran dari ayam yang menempel pada produk unggas.

"Virus Avian Influenza mati ketika dipanaskan pada suhu 80 derajat celcius selama minimal 2-10 menit. Selama produk unggas dimasak secara sempurna, tidak perlu khawatir tertular. Periksakan ke dokter, jika ada anggota keluarga yg mengalami demam atau gejala flu, setelah
ada kontak dengan unggas," imbaunya.

Sebelumnya, Pemprov Riau melalui Dinas Kesehatan, sudah menerima surat edaran
kewaspadaan terkait kasus flu burung dari Kementerian kesehatan (Kemenkes). Hal tersebut menindaklanjuti adanya kasus flu burung pada manusia di Kamboja.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengatakan, meskipun saat ini belum ada ditemukan kasus flu burung pada manusia di Riau. Namun, pihaknya akan melakukan sejumlah antisipasi.

"Kami sudah menerima surat edaran dari Kemenkes, kami diminta untuk mengingatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota agar mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Zainal.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan surat edaran dari Kemenkes RI, seluruh institusi diminta untuk saling berkoordinasi untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran flu burung pada manusia.

"Pemda juga diminta untuk menyiapkan fasilitas kesehatan dan kapasitas labkesmas sebagai upaya pemeriksaan sampel dari kasus gejala flu burung dan penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai pedoman yang berlaku," ujarnya.(gem)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook