ATASI KEKERINGAN DAN TINGKATKAN PRODUKSI PANGAN

Dinas Pertanian Kampar Rebut Rp9 Miliar dari APBN

Kampar | Rabu, 04 September 2019 - 16:33 WIB

Dinas Pertanian Kampar Rebut Rp9 Miliar dari APBN
RAPAT: Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kampar Hendri Duna (kiri) saat rapat khusus bersama seluruh kabid untuk mengantisipasi ancaman kekeringan ladang padi di Kabupaten Kampar, Selasa (3/9/2019).(Hendrawan Kariman/RIAU POS)

KAMPAR (RIAUPOS.CO) -- Hingga Agustus 2019, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kampar sudah mendapatkan anggaran APBN mencapai Rp9 miliar. Dari nominal tersebut, Rp3,53 miliar di antaranya merupakan DAK. Hal itu berkat langkah cepat tim Dinas Pertanian dan pengalaman Kepala Dinas Pertanian Hendri Dunan, sesuai arahan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto.

Anggaran itu sepenuhnya digunakan untuk mengatasi kekeringan yang saat ini mengancam ladang padi dan untuk peningkatan produksi petani. ‘’Kami sudah mengantisipasi untuk mendapatkan anggaran dari APBN sebesar-besarnya guna meningkatkan produktivitas petani. Kita harus berterima kasih atas kerja keras Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto bersama almarhum Azis Zaenal. Berkat visi dan misi industrialisasi berbasis pertanian ini benar-benar memberikan jalan kemudahan kepada kami di Dinas Pertanian,’’ sebut Hendri Dunan, Selasa (3/9).


Kampar menurut Hendri punya tantangan berat untuk mencapai swasembada pangan. Hingga saat ini, 70 persen ladang padi di Kampar masih mengandalkan musim hujan. Bila musim kemarau datang, seperti saat ini, petani kesulitan mendapatkan pengairan sawah mereka. Bila tidak diatasi dengan cepat, petani kembali harus menunda penanaman padi.

"Untuk kekeringan, seluruh tim turun langsung ke lapangan melakukan survei. Kami telah mendapati sejak awal musim kemarau bahwa bakal kurangnya pompa air untuk suplai air tanaman padi. Maka, dari APBN, Dinas Pertanian Kampar mendapatkan bantuan 23 unit pompa air, 5 unit traktor, 3 unit kultipator, 10 unit pompa sedang dan 18 unit power stresser. Semua itu akan mulai dibagikan dalam pekan ini," sebut Hendri.

Selain peralatan untuk mengantisipasi ancaman kekeringan itu, Dinas Pertanian Kampar juga kebagian bantuan bibit cabe senilai Rp2 miliar pada tahun ini. Lalu ada vertical dryer untuk mengantisipasi panen saat musim hujan. Lalu ada bantuan antiresidu mencapai Rp800 juta. Untuk peningkatan produksi, Dinas Pertanian Kampar juga mendapat bantuan pembuatan sumur dalam dengan anggaran mencapai Rp200 juta satu titik, khusus di daerah sulit.

Kampar juga mendapatkan bantuan kawasan pertumbuhan padi volume 100 hektare senilai Rp170 juta. Bantuan bibit bawang merah untuk 30 hektare Rp540 juta dan jeruk untuk 25 hektare senilai Rp325 juta. Itu belum termasuk bantuan bangsal cabai yang sudah didapatkan Kampar dua tahun berturut-turut. Adapaun DAK senilai Rp3,53 miliar dipergunakan untuk pembangunan long storage, pembangunan sumur dalam, pembangunan parit, embung dan rehab balai penyuluhan pertanian.

"Untuk peralatan pertanian, bibit dan bantuan lainnya baik dari APBN dan APBD Riau, akan disalurkan kepada kelompok tani. Kelompok terdaftar yang terus kami supervisi agar tepat sasaran. Kita bicara APBN dan bantuan dari Provinsi Riau, semua harus sesuai peruntukannya," sebut Hendri Dunan.

Hendri juga menyebutkan, bila hanya mengandalkan anggaran APBD Kampar, maka pertanian di Kabupaten Kampar tidak akan berkembang. Dinas Pertanian Kampar pada 2019 hanya kebagian sekitar Rp5 miliar. "Tapi berkat dukungan dan usaha keras pimpinan daerah, dalam hal ini Bupati, kami dapat berusaha maksimal mendapatkan anggaran dari APBN dan Provinsi. Sekarang bagaimana anggaran yang didapat maksimal ini. Kami berharap kerja keras bersama para petani. Penggunaannya, silakan awasi bersama-sama," tutur Hendri Dunan.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook