9 Kelurahan Rawan Pangan

Pekanbaru | Senin, 01 Januari 2024 - 12:40 WIB

9 Kelurahan Rawan Pangan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru Maisisco (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Berdasarkan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) atau Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan tahun 2023 milik Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru, jumlah daerah rawan pangan di Kota Bertuah berkurang. Di mana, pada tahun 2022, jumlah daerah rawan pangan di Kota Pekanbaru berkisar 22 kelurahan. Tahun ini berkurang menjadi 9 kelurahan saja.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru Maisisco kepada Riau Pos, Ahad (31/12) menatakan, saat ini pihaknya telah memiliki aplikasi untuk pemetaan wilayah ketahanan pangan hingga tingkat kelurahan di Kota Pekanbaru.


Aplikasi ini menampilkan wilayah grafis dengan dua gradiasi warna. Warna merah untuk wilayah rawan dan warna hijau untuk daerah aman atau tahan pangan.

Dari aplikasi tersebut tercatat saat ini hanya ada 9 daerah di Pekanbaru yang masih berada dalam kondisi rentan rawan pangan ini, masing-masing adalah Kelurahan Muara Fajar Barat Kecamatan Rumbai Barat, Kelurahan Limbungan Baru dan Lembah Damai Kecamatan Rumbai, Lembah Sari Rumbai Timur, Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pekanbaru Kota, Kelurahan Air Dingin dan Tangkerang Utara Kecamatan Bukitraya, Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai serta Kelurahan Bambu Kuning Kecamatan Tenayan Raya.

Dengan adanya aplikasi tersebut menjadi salah satu nilai positif yang tergambar dari peta tematik yang menjadi instrumen untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan terhadap rawan pangan di Kota Pekanbaru tahun ini adalah, terjadinya penurunan terhadap jumlah wilayah yang masuk dalam kriteria rentan jika dibandingkan dengan data pada tahun 2022.

”Terjadi penurunan terhadap jumlah daerah rentan rawan pangan di Kota Pekanbaru, di mana sebelumnya,” katanya.

Meksipun begitu, di tahun 2024 mendatang, Disketapang Pekanbaru juga akan menjalankan sejumlah program-program lainnya yang diharapkan dapat menguatkan sembilan daerah rentan rawan pangan yang ada di Kota Pekanbaru.

”Kami benar-benar berharap sinergi dan kolaborasinya untuk sama-sama melakukan penguatan, sehingga jumlah daerah rentan rawan pangan di Pekanbaru ini benar-benar habis,” ujarnya.

Apalagi, secara nasional, dalam dua tahun terakhir, Kota Pekanbaru masih menjadi daerah dengan indeks ketahanan pangan terbaik di Sumatera, dan pernah menjadi terbaik 2 secara nasional.

”Kita harapkan, dengan penguatan dan program kolaborasi yang dilakukan akan mampu menjadikan ketahanan pangan di Kota Pekanbaru bisa lebih baik lagi,” harap Maisisco.

Lanjut Maisisco, pihaknya sudah melakukan penyusunan peta FSVA dengan menggunakan sejumlah indikator yang melibatkan sejumlah stakeholder terkait.

Menurutnya, ada 9 indikator yang dijadikan dasar pengukuran FSVA. Semakin baik kondisi ketahanan pangannya, maka peta wilayahnya akan semakin hijau. Sedangkan bila tingkat kerentanannya tinggi, maka peta yang muncul dalam tampilan FSVA akan semakin merah.

”Bukan hanya DKP, namun juga ada beberapa stakeholder lainnya, seperti Dinas PUPR yang berkaitan dengan infrastruktur jalan, air bersih, Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan akses kesehatan juga stakeholder lainnya seperti berkaitan dengan angka kemiskinan, akses terhadap kelistrikan, juga sarana transportasi,” katanya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, PEKANBARU









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook