WASHINGTON (RIAUPOS.CO) -- Amerika Serikat (AS) punya satu lagi masalah medis selain Covid-19. Jumlah kasus keracunan di negeri adidaya tersebut meningkat dalam beberapa hari terakhir. Semua itu buntut dari komentar yang terlontar dari mulut Presiden AS Donald Trump pekan lalu.
Menurut The Hill, lembaga pengendalian racun di beberapa negara bagian melaporkan kenaikan kasus keracunan cairan pembersih. Department of Health and Mental Hygiene New York City menerima belasan laporan keracunan sejak Trump melakukan pengarahan Covid-19 harian Kamis lalu (23/4).
"Kami mendapatkan 9 laporan terkait keracunan Lysol (produk disinfektan, red), 10 kasus keracunan pemutih, dan 11 kasus keracunan pembersih rumah tangga lainnya. Ini dua kali lipat dari laporan yang biasa kami terima tahun lalu," ungkap Pedro Frisneda, jubir lembaga tersebut.
Direktur Department of Public Health Illinois Ngozi Ezike harus memberikan peringatan publik. Peringatan tersebut diberikan setelah dia mendengar berbagai kasus mengenai penduduk yang menggunakan disinfektan dan obat pembersih lainnya untuk kumur mulut atau membersihkan hidung.
"Menyuntikkan, menelan, atau menghirup pembersih rumah tangga sangat berbahaya. Nyawa Anda bisa jadi korbannya," terangnya kepada NBC.
Komentar menyesatkan Trump muncul saat dia berbincang dengan pelaksana kepala penelitian di Kementerian Dalam Negeri William Bryan. Dia menyebut beberapa cara tentang memusnahkan virus SARS-CoV-2. "Anda (Bryan, red) bilang akan mencoba memberikan sinar yang kuat ke kulit. Lalu, disinfektan yang katanya bisa membunuhnya (virus corona, red) dalam satu menit. Mungkin saja itu bisa disuntikkan," ujarnya sebagaimana dilansir CNN.
Perkataan tersebut langsung mendapatkan protes dari banyak pakar medis. Bahkan, sekutu satu partai politiknya ikut marah. Gubernur Maryland Larry Hogan meminta presiden berhati-hati dalam berpendapat. Sebab, karena omongan Trump, politikus Republik tersebut sampai harus mengeluarkan peringatan. "Presiden seharusnya fokus pada fakta dalam menyampaikan pengarahan," ungkapnya.
Sejak itu, Trump terus berusaha membela diri. Dia mengatakan bahwa pernyataannya sebenarnya sindiran kepada reporter yang memberikan pertanyaan.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal