VIRUS CORONA

Dunia Siaga Darurat Vitus Corona

Internasional | Sabtu, 01 Februari 2020 - 10:51 WIB

Dunia Siaga Darurat Vitus Corona

Para WNI, yang didominasi mahasiswa ini berada di beberapa titik di Hubei. Menurut informasi yang diperoleh Ketua Ranting Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Huangshi Kamal nantinya mereka akan berkumpul di Bandara Tianhe Wuhan, Hubei, untuk kemudian dievakuasi. Dari lokasi masing-masing, para WNI ini diangkut menggunakan bus.

"In sya Allah enggak ada kesulitan nanti. Mereka langsung kumpul di sana (Bandara Tianhe, red). Karena bandara cuma satu di Wuhan," paparnya.


Disinggung soal upaya karantina ketika tiba di Indonesia, Kamal mengatakan, informasi ini sudah diketahui oleh para WNI di Hubei. Hanya saja, belum ada informasi detail mengenai berapa lama dan lokasi pastinya nanti. Termasuk soal opsi dijadikannya Pulau Natuna sebagai lokasi karantina nanti.

Terpisah, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan keputusannya Kamis (30/1) lalu bahwa 243 WNI di Wuhan dan sekitarnya harus segera dievakuasi. Pekerjaan teknis dikoordinir oleh Menlu bersama sejumlah menteri lain dan Panglima TNI serta Kepala BNPB. Intinya, pemerintah mengupayakan semua jalur untuk mengeluarkan WNI dari kota tersebut.

"Kemarin WHO juga sudah mengumumkan situasi darurat global yang terkait dengan virus korona," terangnya usai meresmikan underpass Yogyakarta International Airport kemarin (31/1). Karena itu, keputusan evakuasi dinilai tepat.

Presiden menjelaskan, proses memulangkan WNI dari Wuhan akan melalui sejumlah tahapan. Mereka tidak bisa langsung pulang ke kediaman masing-masing begitu mendarat di Indonesia. "Tentu saja ada observasi dan lain-lainnya sebelum dikembalikan kepada orang tua maupun masyarakat," lanjutnya.

Moda yang digunakan, lanjut presiden,masih memiliki pilihan. Apakah akan menggunakan pesawat milik TNI atau milik swasta. Yang jelas, keduanya sudah siap. Tinggal menunggu otoritas yang ada di Wuhan untuk memasukkan salah satu dari keduanya.

Mengenai lokasi pemulangan, Presiden enggan menyebut secara detail nama bandaranya. "Nanti hanya di satu bandara sementara, disatukan dulu sampai diobservasi," tambahnya.

Dari informasi yang diterima Jawa Pos (JPG), proses evakuasi ini bakal menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 8618 dari Soekarno Hatta–Wuhan pada pukul 06.00 WIB. Pesawat tipe Airbus 330 ini diperkirakan tiba di Wuhan pukul 12.00. Mereka diberikan waktu kurang lebih satu jam sebelum kembali terbang dengan nomor penerbangan ID 8619 menuju Bandara Hang Nadim, Batam. Pesawat charter ini diprediksi tiba sekitar pukul 19.00 WIB.

Para WNI tersebut kemudian bakal dikarantina selama 14 hari. Kemungkinan besar, mereka dibawa menuju Natuna untuk kemudian dilakukan observasi atau karantina. Kabar Natuna sebagai tempat karantina beredar sejak kemarin pagi. Salah satunya ditunjukkan dengan persiapan Dinas Kesehatan Kepulauan Riau.

Upaya karantina ini guna memastikan mereka bebas dari 2019-nCoV yang telah menewaskan 213 orang di Cina. Skema karantina di pulau terluar ini pun sebelumnya telah dilakukan oleh Australia. Pemerintah menempatkan mereka yang baru pulang dari Tiongkok dikarantina terlebih dahulu di Christmas Island sebelum dikembalikan ke wilayah masing-masing.

Skema ini memang berubah drastis dari informasi yang dihimpun JPG sebelumnya. Bahwa, pendaratan WNI bakal dilakukan di Bandar Halim Perdana Kusuma, Jakarta atau Badara Kertajati, Jawa Barat. Untuk kemudian dikarantina di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. JPG sebenarnya sempat mengunjungi Asrama Haji Pondok Gede untuk melihat persiapan. Sayangnya tempat tersebut sepi.  Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Jakarta Dasrul El Hakim mengatakan sampai kemarin belum ada konfirmasi dari pihak manapun tentang rencana menggunakan asrama haji untuk tempat karantina. "Belum ada juga pihak yang koordinasi dengan saya," katanya. Dia menjelaskan aktivitas di asrama haji berjalan normal tidak ada yang khusus.(sha/lyn/gih/jpg/nda/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook