BANYAK NYAWA TERENGGUT HINGGA TRANSPORTASI TERGANGGU

Cuaca Ekstrem Menerjang Wilayah Asia

Internasional | Kamis, 26 Januari 2023 - 11:00 WIB

Cuaca Ekstrem Menerjang Wilayah Asia
Warga menyeberang jalan saat salju turun di Kota Toyama, Prefektur Toyama, Jepang, Selasa (24/1/2023). Saat ini sebagian negara bersiap menghadapi badai musim dingin yang parah. (JIJI PRESS / AFP)

TOKYO (RIAUPOS.CO) - DAMPAK pemanasan global, tampaknya, makin terasa. Kian mengkhawatirkan. Cuaca ekstrem melanda beberapa negara Asia. Mulai hujan salju yang berimbas suhu turun drastis hingga banjir bandang. Sejumlah negara terdampak itu antara lain Korea Utara (Korut), Korea Selatan (Korsel), Cina, Jepang, Afghanistan, hingga Malaysia.

Di Afghanistan, misalnya. Setidaknya 124 orang dilaporkan tewas karena suhu udara yang sangat dingin dalam empat hari terakhir. Sekitar 70 ribu ternak mati membeku. Fenomena itu tercatat sebagai musim dingin yang terdingin di Afghanistan dalam satu dekade terakhir.


Plt Menteri Manajemen Bencana Afghanistan Mullah Mohammad Abbas Akhund mengungkapkan, banyak wilayah yang kini tidak bisa diakses karena tertutup salju. Beberapa mobil terjebak. Penumpangnya meninggal karena suhu dingin begitu ekstrem. Helikopter yang dikirim untuk menyelamatkan penduduk tidak bisa mendarat. Sebab, sebagian besar area terdampak berada di pegunungan dan perbukitan. ''Sebagian besar orang yang kehilangan nyawa karena kedinginan adalah penggembala atau orang yang tinggal di daerah pedesaan. Mereka tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan,'' ujar Akhund seperti dikutip BBC.

Kota Mohe di Provinsi Heilongjiang, Cina, juga mengalami hal serupa. Suhu turun hingga minus 53 derajat Celsius. Suhu ekstrem itu diperkirakan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Rekor suhu dingin sebelumnya, yaitu minus 52 derajat Celsius, terjadi pada 1969 lalu.

Selasa (24/1) Pusat Meteorologi Nasional Cina memperbarui peringatan terkait gelombang dingin tersebut. Mereka memperkirakan cuaca yang lebih dingin dan angin kencang terjadi di wilayah timur dan selatan.

Ahli meteorologi Sky News Joanna Robinson mengatakan, gelombang dingin yang intens telah memengaruhi sebagian besar Asia Timur. Hal itu tidak biasa terjadi di bulan-bulan ini. ''Suhu yang sangat rendah terlihat di bagian timur Rusia dan timur laut Cina. Di beberapa tempat, suhu 15–20 derajat lebih rendah dari rata-rata,'' ujarnya.

Korut, tetangga Cina, juga sudah mengeluarkan peringatan adanya gelombang dingin. Suhu di wilayah utara negara tersebut mencapai minus 30 derajat Celsius. Padahal, kawasan itu merupakan kota-kota termiskin Korut. Misalnya, Ryanggang, Hamgyong Utara, dan Hamgyong Selatan.

Tidak diketahui dampak dari cuaca ekstrem di Korut karena negara yang dipimpin Kim Jong-un ini sangat tertutup. Di Korsel, badai salju terjadi hampir di penjuru negeri sejak Selasa (24/1). Suhu rata-rata mencapai minus 15–20 derajat Celsius. Sejumlah jalan terpaksa ditutup. Penerbangan dibatalkan.

Kyodo News melaporkan, ribuan orang yang menggunakan kereta api di Kyoto dan Prefektur Shiga terpaksa bermalam di gerbong atau stasiun. Kendaraan di jalan utama di seluruh negeri telantar dan ratusan penerbangan dibatalkan. Setidaknya 40 ribu turis di Pulau Jeju telantar karena masalah pembatalan penerbangan.

Di Malaysia, hujan deras selama beberapa hari terakhir menyebabkan banjir di Johor. Setidaknya 4.368 orang terpaksa mengungsi di 44 pusat penampungan sementara. Menteri Urusan Sabah dan Sarawak di Departemen Perdana Menteri Datuk Armizan Ali mengatakan, Johor, Sabah, dan Pahang harus siap menghadapi kemungkinan banjir dari gelombang ketiga musim timur laut. Hujan lebat di beberapa wilayah diperkirakan berlangsung hingga akhir bulan.(sha/c19/hud/esi)

Laporan JPG, Tokyo

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook