Kapal Selam Mini Titan Hancur Akibat Tekanan Melebihi Gigitan Hiu Raksasa

Internasional | Sabtu, 24 Juni 2023 - 20:05 WIB

Kapal Selam Mini Titan Hancur Akibat Tekanan Melebihi Gigitan Hiu Raksasa
Tangkapan satelit dari Maxar Technologies yang memperlihatkan tiga kapal pencari Titan Horizon Arctic, dan Skandi Vinland, Kamis (22/6/2023).  (SATELITE IMAGE/AFP)

WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Peringatan itu sebenarnya sudah lima tahun lalu disampaikan. David Lochdale, mantan direktur operasional kelautan OceanGate Expeditions, perusahaan rintisan pemilik kapal selam mini Titan, mengingatkan tentang risiko ”eksperimen” lambung kapal dari fiber karbon.

Lochdale menyampaikan peringatan tersebut di sela persidangan atas sebuah gugatan hukum yang melibatkan dirinya pada 2018. James Cameron, sutradara film Titanic sekaligus seorang penyelam laut dalam, juga mengaku menyesal tak sedari awal membunyikan alarm tanda bahaya ketika kali pertama mendengar OceanGate membuat kapal dengan bahan lambung dari fiber karbon dan titanium.


”Saya pikir itu ide yang mengerikan,” kata Cameron kepada Reuters seperti dikutip dari guardian.co.uk.

Dan, kini, setelah puing Titan yang mengangkut lima orang menuju lokasi tenggelamnya kapal Titanic di perairan Atlantik Utara itu ditemukan, ada dugaan kuat petaka yang menimpa kapal selam mini itu akibat kegagalan tekanan pada lambung kapal.

”Tapi, puing-puing harus dikumpulkan dulu untuk memulai penyelidikan,” kata Roderick Smith, guru besar teknik di Imperial College, London, kepada Agence France-Presse (AFP), kemarin (23/6).

Setelah dinyatakan hilang pada 18 Juni lalu di perairan Atlantik Utara sesudah berangkat dari St John’s, Newfoundland, Kanada, puing-puing Titan yang membawa lima orang di dalamnya akhirnya ditemukan Kamis (22/6) pagi waktu setempat. Kelima orang di dalamnya dipastikan tewas. Mereka adalah pebisnis Inggris berdarah Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, pebisnis dan penjelajah Inggris Hamish Harding, CEO OceanGate Stockton Rush, serta mantan penyelam Angkatan Laut Prancis sekaligus pakar bangkai kapal Titanic Paul-Henry Nargeolet.

”Atas nama Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) dan seluruh komando terpadu, saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga (para korban, red),” ujar Laksamana Muda Penjaga Pantai AS John Mauger dalam sesi konferensi pers untuk menjelaskan situasi terkini.

Pengumuman itu sekaligus mengakhiri proses pencarian selama lima hari terakhir. Sebagian besar kapal pencari balik ke pangkalan masing-masing, hanya beberapa yang masih di lokasi. Salah satunya dari tim Penjaga Pantai AS yang akan berupaya mengambil apa pun yang tersisa dari kapal selam tersebut. Robot tak berawak akan terus beroperasi di dasar laut untuk saat ini.

”Kami akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin (dari lokasi kejadian, red),” ujar Mauger seperti dikutip AFP.

Titan ditemukan kendaraan selam robotik milik kapal Kanada. Potongan kapal selam itu terletak di dasar laut dan hanya berjarak 488 meter dari haluan bangkai kapal Titanic. Lokasinya sekitar 4 kilometer di bawah permukaan laut di ujung Atlantik Utara.

Total ada lima fragmen utama Titan yang ditemukan dan rata-rata berukuran 6,7 meter. Di antaranya bagian kerucut yang merupakan ekor kapal dan dua bagian lambung kapal. Mauger mengungkapkan, temuan puing-puing itu menegaskan bahwa Titan mengalami catastrophic implosion. Itu adalah ledakan dahsyat yang terjadi ketika sebuah kapal hancur dengan sendirinya karena tekanan internal yang luar biasa.

Biasanya kehancuran tersebut terjadi dalam hitungan milidetik akibat tekanan air yang begitu besar. Direktur Pelatihan Internasional di National Association of Cave Divers Rick Murcar mengungkapkan, di area puing Titanic tekanannya sekitar 5.600 pon per inci persegi (psi), beberapa ratus kali dari tekanan di permukaan laut.

”Semuanya akan runtuh bahkan sebelum orang-orang di dalamnya menyadari bahwa ada masalah,” ujar Aileen Maria Marty, mantan perwira angkatan laut dan profesor di Universitas Internasional Florida, seperti dikutip CNN.

Di permukaan, tekanan atmosfer sekitar 14,7 psi. Sementara di kedalaman atau di dasar samudra, tekanan bisa mencapai 6.000 psi. Mengutip Scientific American, sebagai perbandingan, gigitan hiu putih raksasa memicu tekanan ”hanya” sampai 4.000 psi.

Marty meyakini bahwa tidak mungkin ada mayat korban yang akan ditemukan. Pakar kedokteran bencana tersebut menegaskan, tidak akan ada potongan tubuh atau bahkan jaringan manusia yang bakal ditemukan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook