JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Negara Bagian New York di Amerika Serikat (AS) akan memulai tes antibodi berskala besar pada pekan mendatang. Itu dilakukan sebagai langkah awal untuk memutuskan kapan dan bagaimana negara bagian tersebut dapat membuka kembali perekonomiannya di tengah pandemi corona (Covid-19). Demikian diumumkan Gubernur Newy York Andrew Cuomo pada Ahad (19/4).
"Pengujian antibodi dapat membantu menentukan siapa yang telah terinfeksi Covid-19 lalu pulih, yang akan menjadi gambaran nyata pertama tentang hal yang sebenarnya kita hadapi," kata Cuomo dalam taklimat hariannya seperti dikutip Antara dari Xinhua.
Dia menambahkan, pengujian yang akan dilakukan oleh departemen kesehatan negara bagian itu merupakan survei pengujian antibodi di seluruh negara bagian yang paling agresif di AS.
Menurut Cuomo, sebanyak 507 orang meninggal akibat Covid-19 dalam semalam di negara bagian itu, sehingga total kematian menjadi 13.869. Dari 507 kematian itu, lebih dari 30 orang di antaranya meninggal di panti wreda.
Cuomo mengatakan, New York telah melewati masa stabil infeksi mengingat tren indikator utama yang menurun, seperti total rawat inap, penerimaan di unit perawatan intensif, dan intubasi. Kendati demikian, dia memperingatkan warga New York agar tetap waspada, sembari mengatakan, "Ini baru pertengahan dari seluruh situasi ini."
Cuomo kembali meminta Presiden Donald Trump untuk mengalokasikan lebih banyak dana ke negara-negara bagian yang terdampak parah seperti New York.
"Jika kami tidak mendapat bantuan federal, akan ada pemotongan dana pendidikan sebesar hampir 50 persen di New York," katanya.
Di Negara bagian New York sendiri ada 242.570 kasus Covid-19, lebih dari 30 persen total kasus di Amerika Serikat, yang telah mencapai 742.442 kasus pada Ahad pukul 14.30 waktu setempat atau Senin (20/4) pukul 01.30 WIB, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi