Prof Dr Eng Ir Muslim ST MT Guru Besar Ke-16 FT UIR Dikukuhkan

Pekanbaru | Selasa, 19 Desember 2023 - 09:25 WIB

Prof Dr Eng Ir Muslim ST MT Guru Besar Ke-16 FT UIR Dikukuhkan
Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi SH MCL saat mengukuhkan guru besar ke-16 Fakultas Teknik UIR Prof Dr Eng Ir Muslim ST MT, belum lama ini. (UIR UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Guru Besar ke-16 Bidang Teknik Perminyakan Fakultas Teknik (FT) Universitas Islam Riau (UIR) Prof Dr Eng Ir Muslim ST MT dikukuhkan  Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi SH MCL,  Selasa (13/12) di Auditorium Gedung Rektorat kampus tersebut.

“Saya merasa bersyukur atas capaian akademik tertinggi  guru besar bidang teknik perminyakan ini. Hasil yang saya peroleh saat ini adalah buah dari usaha sebagai seorang akademisi yang dijalani sejak 20 tahun yang lalu (sebagai dosen UIR sejak 2003),” ungkap Prof Dr Eng Ir Muslim ST MT yang juga Dekan FT UIR ini kepada Riau Pos, Senin (18/12). 


Disebutkannya, dirinya sebagai dekan tidak menjadi hambatan dalam mencapai karir akademik tertinggi. Sebagai seorang dosen wajib totalitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Tidak ada alasan bagi dosen tidak mau studi S3 sesuai bidangnya yang linier dan apalagi tidak mau mengurus jabatan fungsional.  

“Susah, kekurangan uang, sulit, banyak tantangan adalah hal biasa dalam menempa diri selama studi. Dosen bukan hanya pengajar dan pendidik biasa, tetapi ilmuan yang profesional. Setiap dosen harus bisa menjadi pendidik, pengajar dan ilmuan yang profesional. Mesti seimbang dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.
 
Tidak bisa hanya banyak mengajar di kelas, tetapi harus mampu melakukan penelitian, publikasi, pengabdian dan kegiatan lainnya agar mendapatkan rekognisi dari pihak luar kampus dan menjadi bahan yang bisa disampaikan ke mahasiswa di dalam kelas, saat dosen menyampaikan materi yang diajarkan.

Pesannya, dosen jangan terlena dengan jabatan struktural yang diembannya saat ini, baik di dalam kampus ataupun di luar kampus. Jabatan fungsional terutama guru besar akan dapat diemban sampai umur 70 tahun. Selama  jabatan struktural, jadikanlah sebagai jalan menuju jabatan fungsional yang ingin dicapai. 

Dosen jangan merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Keluarlah ke lingkungan yang baru, tempa diri agar kembali ke kampus dapat menjadi pejuang di kampusnya. 

“Jangan tanya apa yang telah diberikan kampus untuk mu. Tetapi tanyakanlah apa yang sudah kamu berikan ke kampus mu,” terangnya.

Ia menyapaikan kesan, tidak ada yang tidak mungkin. Dirinya sebagai orang yang dari kampung yakni Desa Dedap, Kabupaten. Meranti mampu mencapai jabatan guru besar ini. 

Apa yang diraih tidak lepas dari dua orang perempuan yang selalu mendoakan dan mendukung yaitu  emak Hj Zainabun dan istrinya  Tasnimul Wahidah ST yang telah mendampingi dirinya dalam suka dan duka sejak 16 tahun yang lalu. 

“Berbaik-baiklah terhadap kedua perempuan ini dalam hidupmu. Insya Allah kemudahan urusan akan selalu mengiringi mu. Dengan menjadi Guru Besar ini tentu tanggung jawab saya menjadi bertambah besar, terutama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, menjaga, melakukan penelitian, inovasi, kerjasama dalam mengimplementasikan temuan baru. Guru besar adalah panutan dalam bidang keilmuannya, oleh karena itu saya perlu menjaga amanah tersebut demi perkembangan ilmu pengetahuan dan khususnya dalam bidang ilmu teknik perminyakan,” urainya.(nto/c)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook