KIEV (RIAUPOS.CO) – Ukraina mengerahkan teknologi drone untuk merebut kembali kota Kherson dari Rusia. Bukan melakukan serangan militer besar-besaran, Ukraina memainkan strategi yang berbeda, dengan menggunakan unit drone kecil.
Seorang anggota pasukan operasi khusus Ukraina mengoperasikan pesawat tak berawak yang terbang di atas posisi Rusia ketika dia melihat sebuah kendaraan lapis baja yang tersembunyi di parit. Matanya terlihat fokus pada layar portabel yang dipegangnya.
“Tembak ketika Anda siap,” katanya dalam pesan suara ke satuan artileri.
Garis dengan pertahanan Rusia hanya berjarak 3 km (1,9 mil) dan prajurit tersebut harus menyembunyikan identitasnya. Tanda panggilannya adalah Maverick yang diadopsi dari film Top Gun.
Tugas Maverick dan timnya adalah mengidentifikasi target potensial dan menyampaikan koordinat mereka. Kemudian mereka memperhatikan dan mengarahkan tembakan.
“Ini adalah perang artileri, senjata dan pikiran berteknologi tinggi. Prajurit masih memainkan peran penting tetapi keberhasilan sebagian besar bergantung pada roket, artileri, dan serangan udara,” kata Mayor Jenderal Dmytro Marchenko.
“Tidak seperti Perang Dunia II, ketika satu tentara besar menyerang yang lain,” katanya.
Bantuan Amunisi dari AS
Menurut pihak berwenang Ukraina, Rusia mengirim tambahan 30 batalyon kelompok taktis ke selatan untuk menanggapi serangan balasan. Kedatangan beberapa peluncur roket Himars Amerika dan M270 telah memberi Ukraina kemampuan untuk menghancurkan target yang tidak dapat mereka capai sebelumnya.
Akan tetapi, mereka mengatakan lebih banyak amunisi diperlukan untuk melawan tembakan Rusia dan untuk mencapai target prioritas seperti pertahanan udara, gudang amunisi dan rute pasokan. Mayor Jenderal Marchenko yakin mereka akan merebut Kherson kembali.
“Dalam waktu dekat dan dalam hitungan minggu,” tegasnya.
“Tetapi kami harus memiliki kekuatan tiga kali lebih banyak, jumlah senjata dan artileri. Sayangnya, kami tidak memiliki keunggulan seperti itu,” jelasnya.
Salah satu taktik melibatkan artileri yang bekerja bersama dengan pasukan pengintai udara. Itu dapat membantu memecah pasukan Rusia menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan mengepung mereka tanpa mengalami kerugian besar. Bagian penting dari strategi mereka adalah memutuskan rute pasokan Rusia di selatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman