HANOI (RIAUPOS.CO) – Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri setelah skandal korupsi di kabinetnya terbongkar. Ia dikritik karena skandal besar tersebut dianggap sudah melukai rakyat. Ia menjadi anggota paling senior di pemerintahan yang mundur setelah serangkaian skandal korupsi terkuak. Kantor berita Vietnam melaporkan bahwa dia telah mengundurkan diri pada sesi Komite Sentral Partai Komunis.
“Untuk mempertimbangkan dan memberikan pendapat tentang keinginan Kamerad Nguyen Xuan Phuc untuk berhenti memegang posisi, berhenti bekerja dan pensiun,” kata pengumuman resmi tersebut seperti dilansir dari AP News, Rabu (18/1/2023).
Ia menyatakan bahwa dia terpaksa mundur. Phuc enggan menanggung beban moral karena anak buahnya. Phuc (68), mulai bertugas di pemerintahan di tingkat provinsi pada 1979 dan mengambil posisi pertamanya di pemerintahan nasional pada 2006. Ia bergabung dengan Politbiro, badan partai berpangkat tertinggi, pada 2011.
Ia menjadi perdana menteri dari 2016 hingga 2021, lalu dia dipilih sebagai presiden oleh Majelis Nasional. Jabatan presiden di Vietnam sebagian besar bersifat seremonial. Posisi paling kuat, sekretaris jenderal Partai Komunis, saat ini dipegang oleh Nguyen Phu Trong.
Phuc merasa memikul tanggung jawab politik sebagai eksekutif saat menghadapi skandal serius yang melibatkan bawahannya, termasuk dua wakil perdana menteri dan tiga menteri lainnya. Pernyataan tersebut mencatat bahwa dua wakil perdana menteri telah mengundurkan diri dari jabatan mereka dan proses pidana telah bergulir.
Sebagai perdana menteri, Phuc memimpin Vietnam dengan sikap yang diakui dalam ekonomi global dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi 7 persen saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Dengan langkah-langkah ketat termasuk penguncian nasional, Vietnam berhasil menahan penyebaran virus pada tahun pertama pandemi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman