GAZA CITY (RIAUPOS.CO) - ’’Orang-orang akan mulai mati tanpa air.’’ Demikian pernyataan itu Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNWRA). Mereka mengkhawatiran terhadap dehidrasi dan penyakit yang ditularkan melalui air sangat tinggi mengingat hancurnya layanan air dan sanitasi di Jalur Gaza.
Baik UNWRA maupun WHO telah meminta agar ada akses masuk untuk mengirimkan bantuan secepatnya. ’’Staf kami juga sangat, sangat lelah. Mereka sendiri terkena dampak perang,’’ ujar Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma seperti dikutip BBC. Bahkan, ada 14 staf UNRWA yang tewas dalam pengeboman Israel.
Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, negara yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu itu memblokade total Jalur Gaza. Bukan hanya jalur keluar-masuk, melainkan juga pasokan listrik, air, makanan, dan bahan bakar. Kemarin, WHO berunding untuk mencari jalan guna membuka akses ke Gaza. Mereka juga telah memperingatkan akan terjadi krisis kemanusiaan jangka panjang di Jalur Gaza.
Lembaga yang berbasis di Jenewa itu menyebut, Israel setidaknya telah 115 kali menyerang fasilitas kesehatan. Saat ini, sebagian besar rumah sakit di Gaza tidak berfungsi. Pasokan bahan bakar untuk generator cadangan di beberapa rumah sakit mulai habis.
Diplomat Senior Palestina untuk Inggris Husam Zomlot mengatakan, korban tewas di Gaza dan Tepi Barat saat ini telah mencapai 2.850 orang.
Namun, angka riilnya lebih tinggi. Sebab, tim penyelamat belum mengevakuasi semua orang di balik reruntuhan. Dari jumlah korban tewas itu, seribu orang di antaranya adalah anak-anak. ’’Seberapa besar risiko eskalasi konflik di Timur Tengah? Sembilan dari sepuluh orang,’’ ujarnya salam sesi konferensi pers, Selasa (17/10).
Pada Senin (16/10) malam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membombardir Gaza. Bom yang jatuh di Khan Younis, Rafah, dan Deir el-Balah menewaskan lebih dari 70 orang. Mereka yang kehilangan nyawa adalah penduduk Gaza City yang diminta mengungsi ke wilayah selatan.
Namun, dalam perjalanan mereka justru tewas. Saat ini, masih ada setidaknya 100 ribu warga sipil di Gaza City, area yang diminta Israel untuk dikosongkan.
Iran mengancam akan mengambil tindakan pencegahan jika Israel terus membombardir Gaza. Belum diketahui apa yang bakal dilakukan. Yang jelas, Hizbullah saat ini kian getol menyerang Israel dari sisi Lebanon. Selama ini, Hizbullah didanai Iran.
Hari Ini Biden Kunjungi Israel Sementara itu, hingga kemarin Israel belum melakukan ancamannya, yaitu menyerang dari jalur darat.
Salah satu penyebabnya kemungkinan karena hujan yang terus mengguyur area Gaza yang berbatasan dengan Israel. Tel Aviv kemungkinan juga masih menunggu pembahasan dengan Amerika Serikat (AS). Rencananya hari ini Presiden AS Joe Biden akan berkunjung ke Israel sebagai bentuk dukungan moral pada Israel.
’’Presiden akan mendengar dari Israel apa yang mereka perlukan untuk membela rakyatnya, sementara kami terus bekerja sama dengan Kongres untuk memenuhi kebutuhan tersebut,’’ ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.(sha/hud/jpg)