KIEV (RIAUPOS.CO) – Ledakan terjadi di Kiev, ibu kota Ukraina, pada Rabu (14/12/2022) pagi. Diduga ledakan berasal dari drone. Para pejabat Ukraina mengatakan pertahanan udara mereka menembak jatuh lebih dari selusin drone Shahed-136 yang diproduksi oleh Iran.
Dalam pesan video, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertahanan udara negara itu menjatuhkan semua drone yakni sebanyak 13 buah berjenis kamikaze drone. Drone itu menargetkan wilayah Kiev. Zelensky menyebutnya sebagai aksi terorisme.
“Para teroris memulai pagi ini dengan 13 Shahed. Menurut informasi awal, semua 13 drone ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara kami. Bagus sekali. Saya bangga,” kata Zelensky.
“Warga yang terhormat, kami berterima kasih kepada pertahanan udara dan jangan lupakan sirene,” kata Zelensky.
Sebelumnya, peringatan udara diumumkan di wilayah Kiev, Zhytomyr, dan Vinnitsa Ukraina. Penduduk Kiev mendengar suara drone dan ledakan, dan melihat banyak kilatan, menurut media lokal.
Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengatakan ada ledakan di distrik Shevchenkivskyi Kiev. “Sedang dalam perbaikan. Rincian lebih lanjut nanti,” tulis Klitschko di saluran Telegram-nya.
Yuriy Ignat selaku juru bicara Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina, kemudian mengatakan dalam siaran di televisi Ukraina bahwa pertahanan udara telah secara efektif menangkis serangan Rusia di Kiev.
“Wilayah Kiev adalah target prioritas musuh. Kiev diserang dengan rudal maupun drone kamikaze,” kata Ignat.
Menurut wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, puing-puing dari drone yang jatuh menyebabkan kerusakan di wilayah tersebut.
“Dua gedung administrasi rusak di ibu kota, dan sebuah rumah pribadi rusak di desa Vyshneve,” katanya di saluran Telegram-nya.
Penasihat Presiden Ukraina dan negosiator pembicaraan damai Mykhailo Podolyak mengatakan di Twitter bahwa tidak satu pun dari 13 drone kamikaze Iran untuk menyerang Kiev berhasil menghancurkan Ukraina. Semua hancur di udara.
“Ini adalah tanda kerja keras para tentara kami, tetapi juga hasil dari dukungan sekutu pada bulan lalu. Sistem pertahanan udara menyelamatkan nyawa, tetapi kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” cuitnya.
Newsweek telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar. Namun, hingga kini belum merespons.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman