GAZA (RIAUPOS.CO) - Serangan udara Israel di Gaza pada Ahad (16/5/2021) meratakan tiga bangunan dan menewaskan sedikitnya 26 orang.
Jumlah korban ini menjadikannya serangan tunggal paling mematikan sejak pertempuran sengit meletus antara Israel dan penguasa militan Hamas di wilayah itu hampir seminggu lalu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 10 wanita dan delapan anak termasuk di antara mereka yang tewas, sedangkan 50 orang lainnya terluka.
Sebelumnya, Israel mengatakan telah menghancurkan rumah pemimpin tertinggi Hamas di Gaza, Yahiyeh Sinwar, dalam serangan terpisah di selatan Kota Khan Younis.
Israel telah meningkatkan serangan dalam beberapa hari terakhir untuk menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin pada Hamas ketika mediator internasional mencoba menengahi gencatan senjata.
Rentetan penyerangan ini dipicu oleh upaya pemukim yang mengusir secara paksa sejumlah keluarga Palestina dari rumah mereka dan tindakan kekerasan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa.
Gejolak itu juga meluas ke tempat lain, memicu kekerasan di Israel antara warga Yahudi dan Arab dengan bentrokan dan serangan. Menurut laporan Associated Press pada Ahad (16/5), sedikitnya 181 warga Palestina telah tewas di Gaza, termasuk 52 anak-anak dan 31 wanita, dengan 1.225 orang terluka.
Hamas dan kelompok militan Jihad Islam mengaku 20 pejuang tewas sejak pertempuran ini memuncak.
Israel mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi dan telah merilis nama dan foto dari dua lusin yang diduga telah tewas.
Hamas dan kelompok militan lainnya telah menembakkan sekitar 2.900 roket ke Israel. Namun, Israel mengatakan 450 roket gagal atau salah tembak, sementara pertahanan udara Israel mencegat 1.150 roket.
Sementara itu, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di Gaza sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina pada tahun 2007.
"Hal ini akan berlanjut selama waktu yang diperlukan," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sumber: AP/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun