KIEV (RIAUPOS.CO) – Pihak berwenang Ukraina telah menggali 55 jenazah, termasuk bayi berusia satu tahun. Ukraina menyebut mereka adalah korban konflik Rusia. Ukraina menelusuri penyebab kematian menyusul mundurnya pasukan Rusia dari dua kota yang baru dibebaskan di wilayah Donetsk timur. Jenazah dipastikan adalah warga sipil dan prajurit.
“Ini adalah warga sipil lokal dan pembela kami, prajurit angkatan bersenjata,” kata Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko di sebuah pemakaman di Lyman yang direbut kembali dari pasukan Rusia pada 1 Oktober.
Dia menambahkan bahwa 55 mayat telah digali dan hasil awal menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh luka ledakan dan luka peluru. Pihak berwenang Ukraina berhati-hati dalam mengatakan apakah salah satu mayat yang digali pada Selasa (11/10) menunjukkan tanda-tanda telah dieksekusi atau mengalami penyiksaan. Mereka menekankan bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal.
Di lokasi terpisah pada Selasa (11/10), sekitar 20 km (15 mil) ke barat di kota Sviatohirsk, kantor kejaksaan mengatakan petugas penegak hukum telah menggali 34 mayat. Beberapa di antaranya terdapat tanda-tanda kekerasan, termasuk luka tembak, tulang rusuk dan tulang tengkorak retak, serta cedera akibat bahan peledak.
“Mayat dua warga yang terbakar juga ditemukan di dalam mobil. Identitas mereka sedang diidentifikasi,” jelas pihak berwenang.
Pihak berwenang Ukraina telah berulang kali menuduh pasukan Rusia melakukan kekejaman di wilayah pendudukan. Sementara tuduhan itu dibantah Rusia.
Bulan lalu 436 jenazah digali dari situs pemakaman di kota timur laut Izyum setelah direbut kembali.
“Sebagian besar tampaknya meninggal karena kekerasan,” kata pejabat setempat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman