ISTANBUL (RIAUPOS.CO) - Turki setuju dengan keputusan Israel yang melarang pihak selain umat Islam untuk mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur sampai akhir Ramadan. Hal itu bertujun untuk meredakan ketegangan.
Melalui sambungan telepon, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen membahas perkembangan terkini Masjid Al Aqsa.
Panggilan telepon itu berlangsung sehari setelah ada pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang larangan naik ke Bukit Bait Suci (kompleks Masjid Al Aqsa) sampai akhir Ramadan bagi pengunjung dan wisatawan Yahudi.
Cavusoglu menekankan bahwa provokasi tidak boleh terjadi lagi di Masjid Al Aqsa. Menurut sejumlah sumber, Menlu Turki mengatakan negaranya akan memberikan kontribusi apa pun yang memungkinkan untuk mengurangi ketegangan.
Situasi di seluruh wilayah Palestina semakin memanas setelah pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur dan mengusir para jamaah pekan lalu.
Penyerbuan Israel terhadap Masjid Al Aqsa memicu tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon, yang juga menuai aksi balasan dari Israel lewat serangan udara dan artileri.
Masjid Al Aqsa merupakan tempat paling suci ketiga bagi umat Islam. Sementara, Yahudi menyebut kompleks Masjid Al Aqsa sebagai Bukit Bait Suci lantaran dua kuil Yahudi berada di tempat tersebut pada zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, yang merupakan lokasi dari masjid Al Aqsa, selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel mencaplok seluruh kota tersebut pada 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman