TEP BARAT (RIAUPOS.CO) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi Kota Jenin di Tepi Barat pada Rabu (12/7). Kunjungan ini dilakukan setelah tiga staf seniornya pergi dari sebuah pemakaman karena amukan massa.
Kemarahan massa di pemakaman pejuang Palestina yang tewas itu, dipicu oleh sikap otoritas Palestina dengan faksi-faksi lainnya yang dianggap oleh masyarakat telah terpecah. Masyarakat menilai, faksi-faksi yang ada di Palestina tidak satu suara dalam menyikapi serangan tentara Israel di Kota Jenin beberapa waktu yang lalu.
Sebelumnya, tiga anggota komite dari partai Fatah datang ke pemakaman korban yang tewas akibat serangan Israel. Lalu ribuan massa yang hadir di situ meneriakkan 'Keluar! Keluar!' sehingga ketiganya pun terpaksa pergi.
Presiden Abbas yang saat ini berusia 87 tahun itu, datang ke pemakaman itu. Ia datang dengan pengawalan khusus kepresidenan dan menyampaikan pidatonya di hadapan warga Palestina.
"Korban kamp Jenin yang heroik, telah berkorban dan mempersembahkan semua yang dimilikinya demi tanah air," kata Abbas seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/7).
Dalam kesempatan itu, Abbas berjanji kepada rakyat Palestina bahwa kamp yang telah rusak akan dibangun kembali.
Meskipun Mahmoud Abbas mengutuk serangan di Jenin dan menangguhkan kerja sama dengan Israel dalam bidang keamanan. Banyak masyarakat yang tidak puas dengan kepemimpinan Abbas dan merasa putus asa dengan harapan yang mereka miliki, menyusul agresi di Jenin.
"Di mana mereka selama bertahun-tahun? Mereka tidak peduli dengan kita," kata seorang pria di kamp Jenin yang menolak mengungkapkan identitasnya demi keamanannya.
Lebih dari setahun, kawasan Nablus dan Jenin menjadi langganan serangan Israel. Ratusan warga Palestina yang terdiri dari masyarakat sipil dan pejuang, telah tewas akibat serangan itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman