PYONGYANG (RIAUPOS.CO) –Korea Utara (Korut) dilaporkan telah menembakkan rudal balistik pada Rabu (12/7) di lepas pantai timur. Itu saat para petinggi Korea Selatan (Korsel) dan Jepang sedang bertemu di sela-sela KTT NATO.
Alasan Korut menembakkan rudal balistik karena menurut Pyongyang, pesawat mata-mata milik Amerika Serikat (AS) telah melanggar wilayah zona ekonomi mereka. Pyongyang juga menyebut kapal selam milik AS yang bertenaga nuklir dikabarkan berkunjung ke Korsel.
Menurut media setempat berdasar keterangan pejabat pertahanan Jepang, rudal itu terbang selama 74 menit di ketinggian 6.000 km dengan radius 1.000 km. Jangkauan waktu itu menjadi waktu terlama rudal Korut terbang di udara.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (12/7), berdasar kesaksian seorang penjaga pantai di Jepang, rudal itu mendarat pada tengah hari. Sebelumnya diperkirakan proyektil berbahaya itu akan jatuh di luar ZEE (Zona Eksklusif Ekonomi) Jepang, di sebelah timur semenanjung Korea.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida yang saat ini berada di Lithuania untuk menghadiri KTT NATO, telah memerintahkan stafnya untuk tetap waspada dan mengumpulkan informasi serta mempersiapkan diri untuk kejadian yang tak terduga.
Kishida dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada Rabu (12/7), serta akan melakukan pertemuan puncak bersama Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
”Kami akan menanggapi dengan kerja sama yang erat bersama komunitas internasional,” ucap Hirokazu Matsuno, sekretaris kabinet di Jepang.
Pihak Jepang berpendapat, peluncuran rudal balistik Korut itu telah mengancam perdamaian dan stabilitas komunitas internasional di kawasan itu. Pemerintah Jepang pun telah melayangkan protes keras melalui saluran diplomatik di Beijing, Cina.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman