KEJAHATAN PERANG

Tembakan Tank Israel Tewaskan Seorang Wartawan dan Warga Sipil Tengah Diselidiki

Internasional | Jumat, 08 Desember 2023 - 06:00 WIB

Tembakan Tank Israel Tewaskan Seorang Wartawan dan Warga Sipil Tengah Diselidiki
Perlengkapan milik jurnalis Reuters, Issam Abdallah, ditampilkan dalam konferensi pers oleh Amnesty International dan Human Rights Watch saat mereka merilis hasil investigasi atas serangan mematikan. (EMILIE MADI/REUTERS)

GAZA (RIAUPOS.CO) - Amnesty International mengatakan pada hari Kamis (7/12/2023), bahwa serangan Israel yang menewaskan wartawan Reuters, Issam Abdallah dan melukai enam orang lainnya di Lebanon Selatan pada tanggal 13 Oktober 2023 lalu kemungkinan besar merupakan serangan langsung terhadap warga sipil yang harus diselidiki sebagai kejahatan perang.

Dilansir JawaPos.com dari Reuters, Kamis (7/12), Human Rights Watch, dalam sebuah pernyataan terpisah, mengatakan bahwa kedua serangan Israel tersebut merupakan "serangan yang tampaknya disengaja terhadap warga sipil dan dengan demikian merupakan kejahatan perang".


Investigasi Reuters yang diterbitkan pada hari Kamis (7/12) menemukan bahwa sebuah tank Israel membunuh Abdallah dan melukai enam reporter lainnya dengan menembakkan dua peluru secara berurutan dari Israel ketika para jurnalis merekam penembakan lintas batas dari kejauhan. Dua serangan tersebut menewaskan jurnalis visual Reuters, Issam Abdallah (37 tahun), dan melukai fotografer Agence France-Presse (AFP) Christina Assi (28 tahun), yang berjarak lebih dari satu kilometer dari perbatasan Israel di dekat desa Alma al-Chaab, Lebanon.

Reuters berbicara dengan lebih dari 30 pejabat pemerintah dan keamanan, ahli militer, penyelidik forensik, pengacara, petugas medis, dan saksi mata untuk mengumpulkan keterangan rinci tentang insiden tersebut.

Kantor berita ini meninjau berjam-jam rekaman video dari delapan media di daerah tersebut pada saat itu dan ratusan foto dari sebelum dan sesudah serangan, termasuk gambar satelit beresolusi tinggi. Sebagai bagian dari investigasinya, Reuters juga mengumpulkan dan mendapatkan bukti dari tempat kejadian termasuk pecahan peluru yang ada di tanah dan tertanam di mobil Reuters, tiga jaket anti serpihan, kamera, tripod dan sepotong besar logam.

"Kami mengutuk pembunuhan Issam," kata Pemimpin Redaksi Reuters Alessandra Galloni dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyerukan kepada Israel untuk menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya dan melukai Christina Assi dari AFP, kolega kami Thaier Al-Sudani dan Maher Nazeh, serta tiga wartawan lainnya. Issam adalah seorang jurnalis yang brilian dan penuh semangat, yang sangat dicintai di Reuters." lanjut pernyataan tersebut.

Kantor berita Internasional terbesar di dunia ini turut menyampaikan kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) temuannya bahwa peluru tank tersebut ditembakkan dari dalam wilayah Israel dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan rinci tambahan, termasuk apakah pasukan Israel tahu bahwa mereka menembaki para jurnalis.

"Kami tidak menargetkan wartawan," ujar Letnan Kolonel Richard Hecht, juru Bicara IDF secara terpisah.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook