Imbau WNI Selalu Waspada
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menginformasikan di Kota Christchurch ada sekitar 344 orang WNI. Di mana 130 di antaranya adalah pelajar. “Mendengar ada insiden penembakan tersebut, KBRI sudah menerjunkan tim protokol konsuler,” jelasnya.
Dia berharap bisa segera berhasil mengontak ketiga WNI lainnya yang sempat berada di dalam masjid ketika ada teror penembakan itu.
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial, Budaya, dan Pendidikan Kedubes RI Wellington Adek Triana Yudhaswari menuturkan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan kepolisian Selandia Baru, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) serta komunitas Indonesia lainnya di Cristchurch. Adek juga sudah mengimbau kepada WNI untuk selalu waspada dan berhati-hati.
”Bila ada informasi WNI terkait penembakan itu bisa langsung menghubungi KBRI Wellington,” ucap Triana saat dihubungi Jawa Pos (JPG), malam tadi. Triana menuturkan, polisi melakukan pengamanan di sejumlah lokasi pusat kegiatan Islam di Cristchurch. ”Masyarakat juga diimbau tetap tinggal di rumah,” jelasnya.
Di sisi lain Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan, KBRI masih berupaya menghubungi WNI di sana satu per satu. Komunikasi dengan polisi terus dilakukan untuk memantau perkembangan situasi.
”Status lockdown sudah dicabut 6 jam yang lalu (pukul 18.00 waktu setempat, red). Namun, suasana kota masih sepi dan tegang,” terangnya.
Presiden Joko Widodo mengecam aksi brutal yang terjadi di Masjid Al Noor Selandia Baru.
“Terlepas siapa pelakunya, kita sangat mengecam keras aksi ini,” ujarnya di sela-sela kunjungan kerja di Sumatera Utara, kemarin (15/3).
Kepada keluarga korban, atas nama pemerintah Indonesia Jokowi menyampaikan dukacita kepada keluarga korban.
“Kita pemerintah Indonesia sampaikan duka mendalam kepada korban yang ada dari korban aksi tersebut,” tuturnya.
Jokowi menegaskan, pemerintah Indonesia akan melakukan pendampingan bagi WNI yang menjadi korban. Saat ini, tim perlindungan WNI sudah bekerja mengawal kasus tersebut. Kepada semua WNI yang ada di Selandia Baru, orang nomor satu di Indonesia itu menghimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya. “Semua hati-hati dan waspada,” jelasnya.
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla selaku pribadi dan pemerintah Indonesia, menyampaikan kesedihan atas peristiwa penembakan di masjid Al Noor kota Christchurch, Selandia Baru kemarin (15/3).
“Di mana saat ini ada 40 orang yang meninggal dunia di masjid,” katanya di Kantor Wakil Presiden kemarin (15/3).
JK menyampaikan doa kepada korban meninggal. Selain itu dia juga mengutuk aksi keji yang bertepatan dengan Salat Jumat itu. Menurut JK dengan dengan adanya sejumlah pelaku, aksi penembakan tersebut bisa jadi sudah terorganisir dan direncanakan dengan baik. Apalagi di antara pelaku ada yang membawa kamera untuk menayangkan aksinya.
Menurut JK selama ini Selandia Baru adalah negara yang aman. Dia mengaku sudah dua kali melaksanakan salat di masjid di Selandia Baru. Menurutnya masjid di sana sangat baik dan terbuka. Baik pemerintahan maupun masyarakatnya tidak ada unsur diskriminasi. “Dan masjid ada di mana-mana. Sekali lagi saya ingin menyatakan kesedihan dan bela sungkawa atas meninggalnya 40 orang,” jelasnya.
Terkait keberadaan WNI di lokasi kejadian penembakan, JK menerima informasi ketika teror tersebut terjadi ada enam orang WNI di dalam masjid. Tiga orang WNI sudah berhasil dikontak oleh perwakilan Indonesia di sana. Sisanya masih ada tiga WNI yang belum bisa dikontak.
Terkait kasus ini, JK meminta WNI yang ada di Selandia Baru untuk berhati-hati. Meskipun menurut JK Selandia Baru adalah negara yang selalu aman. Kemudian dikenal sangat islami, karena hubungan antara manusianya saling menghormati.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) segera mengeluarkan imbauan pada warganet dan masyarakat untuk tidak menyebarluaskan atau menviralkan konten baik dalam bentuk foto, gambar, atau video yang berkaitan dengan aksi kekerasan berupa penembakan brutal yang terjadi di Selandia Baru.
Plt. Kabiro Humas Kominfo Ferdinandus Setu menegaskan bahwa Konten video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
“Penyebaran konten berupa foto, gambar atau video yang dapat memberi oksigen bagi tujuan aksi kekerasan, yaitu membuat ketakutan di masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Nando ini kemarin (15/3).
Nando mengatakan, Kominfo terus melakukan pemantauan dan pencarian situs dan akun dengan menggunakan mesin AIS setiap dua jam sekali. Selain itu, Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan Polri untuk menelusuri akun-akun yang menyebarkan konten negatif berupa aksi kekerasan.
Nando juga mengharapkan masyarakat untuk melaporkan melalui aduankonten.id atau akun twitter @aduankonten, jika menemukenali keberadaan konten dalam situs atau media sosial mengenai aksi kekerasan atau penembakan brutal di Selandia Baru.(bil/han/far/wan/tau/cip/jpg)